Market Commentary

Investor Tunggu Sikap The Fed, 8 Saham Bank RI Jeblok

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
20 March 2023 11:19
Pengunjung melintas dan mengamati pergerakan layar elektronik di di Jakarta, Selasa (2/1/2018).
Foto: Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham perbankan besar di Indonesia terpantau cenderung bervariasi dengan mayoritas terkoreksi pada perdagangan sesi I Senin (20/3/2023).

Dari 13 saham bank dengan KBMI 3 dan 4, tujuh saham terkoreksi, lima saham menguat, dan satu saham cenderung stagnan.

Berikut pergerakan saham bank KBMI 3-4 pada perdagangan sesi I hari ini.

EmitenKode SahamHarga TerakhirPerubahan Harga
Bank Pan IndonesiaPNBN1.420-2,07%
Bank PermataBNLI920-1,08%
Bank Rakyat IndonesiaBBRI4.860-0,82%
Bank Tabungan NegaraBBTN1.230-0,40%
Bank Syariah IndonesiaBRIS1.620-0,61%
Bank MegaMEGA5.150-0,48%
Bank MandiriBMRI10.075-0,25%
Bank Maybank IndonesiaBNII2280,00%
Bank Negara IndonesiaBBNI9.0500,28%
Bank Danamon IndonesiaBDMN2.7200,37%
Bank Central AsiaBBCA8.4250,60%
Bank CIMB NiagaBNGA1.2150,83%
Bank OCBC NISPNISP7451,36%

Sumber: RTI

Hingga pukul 10:10 WIB, saham PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) atau Panin Bank menjadi yang paling besar koreksinya pada pagi hari ini, yakni ambles 2,07% ke posisi harga Rp 1.420/unit.

Sedangkan untuk saham bank raksasa (big four) pada pagi hari ini cenderung beragam. Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) terpantau melemah masing-masing 0,82% dan 0,25%.

Sementara untuk saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) justru menguat masing-masing 0,28% dan 0,6%.

Krisis perbankan di Amerika Serikat (AS) hingga hari ini masih menjadi perhatian pasar. Para investor akan terus memantau apakah kasus First Republic Bank akan menjadi kasus terakhir atau masih akan ada "korban" baru, meskipun sebelumnya ada kabar baik bahwa 11 bank di AS berniat membantu First Republic Bank agar dampak krisis tidak semakin meluas.

Selain itu, perhatian pasar global tertuju pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pada Selasa hingga Rabu pekan ini waktu setempat.

Kolapsnya Silicon Valley Bank (SVB) dan beberapa bank di AS lainnya, The Fed diprediksi tidak akan agresif lagi menaikkan suku bunga acuannya yang juga bisa menguntungkan bagi rupiah.

Berdasarkan perangkat FedWatch miliki CME Group pelaku pasar melihat ada probabilitas sebesar 62%, The Fed akan menaikkan suku bunganya lagi sebesar 25 basis poin (bp). Sementara 20% probabilitas sisanya melihat The Fed tidak akan menaikkan suku bunganya.

Ekspektasi tersebut berbalik dengan cepat pasca kolapsnya SVB, sebelumnya pasar yakin The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 bp.

Meskipun optimisme pasar melihat dari inflasi AS yang kembali melandai menjadi 6% pada Februari lalu, The Fed juga mempertimbangkan kondisi pasar tenaga kerja AS yang masih cukup kuat, sembari juga perlu melihat kondisi perbankan di AS.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Bank Jumbo Kompak Cetak Rekor, Ada BMRI dan BBNI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular