
Harga Emas Mulai Loyo, Kok Saham Emas RI Malah Ngacir?

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten pertambangan emas kompak menguat pada perdagangan sesi I Senin (20/3/2023), meski harga emas acuan dunia cenderung melandai pada hari ini.
Hingga pukul 09:55 WIB, setidaknya enam saham pertambangan emas kompak menguat pagi hari ini, di mana empat saham sudah melesat hingga 3% lebih, bahkan ada yang sudah melejit 11% lebih, dan dua saham menguat kurang dari 1%.
Berikut pergerakan saham emiten tambang emas pada perdagangan sesi I hari ini.
Saham | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan |
Archi Indonesia | ARCI | 372 | 11,38% |
J Resources Asia Pasifik | PSAB | 101 | 8,60% |
Bumi Resources Minerals | BRMS | 159 | 3,92% |
Wilton Makmur Indonesia | SQMI | 63 | 3,28% |
Merdeka Copper Gold | MDKA | 3.910 | 0,51% |
Aneka Tambang | ANTM | 1.900 | 0,26% |
Sumber: RTI
Saham PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) memimpin penguatan pada perdagangan sesi I hari ini, yakni melejit hingga 11,38% ke posisi harga Rp 372/saham.
Berikutnya ada saham PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) yang melonjak 8,6% ke Rp 101/saham.
Sedangkan untuk saham pertambangan emas berkapitalisasi pasar besar seperti PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menguat masing-masing 0,51% dan 0,26%.
Meski harga emas acuan dunia cenderung terkoreksi, namun saham-saham pertambangan emas di RI bergerak sebaliknya.
Pada perdagangan pagi hari ini, harga emas anjlok. Merujuk pada Refinitiv, harga emas global pada per pukul 05: 50 WIB ada di posisi US$ 1.976,58 per troy ons, melemah 0,57%.
Pergerakan emas pada pekan ini akan ditentukan oleh sikap bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed).
Seperti diketahui, The Fed akan menggelar rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada Selasa dan Rabu pekan ini waktu AS.
Dalam setahun terakhir, harga emas hampir selalu ambles begitu The Fed menggelar rapat dan menaikkan suku bunga acuan.
Pasalnya, kenaikan suku bunga akan membuat dolar AS diburu dan menguat tajam. Hal ini tentu berdampak buruk ke emas karena emas semakin tidak terjangkau untuk investasi.
Rapat The Fed pekan ini sangat ditunggu mengingat pertemuan digelar di tengah krisis perbankan AS.
Berdasarkan perangkat FedWatch miliki CME Group pelaku pasar melihat ada probabilitas sebesar 62% The Fed akan menaikkan suku bunga 25 basis poin (bp) pada pertengahan pekan ini.
Sementara itu, 38% probabilitas sisanya melihat The Fed tidak akan menaikkan suku bunganya.
Jika The Fed memang hanya akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bp seperti keinginan pasar, maka harga emas bisa kembali terbang. Sebaliknya, emas bisa terancam jatuh jika The Fed tetap agresif dengan menaikkan suku bunga 50 bp.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Emas Masih Perkasa, Tapi Kok 6 Sahamnya di RI Loyo?