
Tak Hanya Bank Biasa, Saham Bank Digital Juga Ambles

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham bank digital terpantau terkoreksi pada perdagangan sesi I Senin (13/3/2023), di tengah lesunya saham bank global setelah adanya krisis yang menimpa Silicon Valley Bank (SVB) di Amerika Serikat (AS).
Tercatat enam bank digital terpantau terkoreksi, di mana tiga sudah terkoreksi lebih dari 1%, tiga lainnya terkoreksi kurang dari 1% bahkan kurang dari 0,5%.
Berikut pergerakan bank digitalpada perdagangan sesi I hari ini.
Emiten | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Bank Neo Commerce | BBYB | 605 | -3,20% |
Bank MNC Internasional | BABP | 98 | -2,00% |
Bank Raya Indonesia | AGRO | 386 | -1,53% |
Bank Aladin Syariah | BANK | 1.240 | -0,40% |
Bank Jago | ARTO | 2.610 | -0,38% |
Allo Bank Indonesia | BBHI | 1.605 | -0,31% |
Sumber: RTI
Hingga pukul 10:04 WIB, saham PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) menjadi yang paling parah koreksinya pada pagi hari ini, yakni ambles 3,2% ke posisi harga Rp 605/saham.
Berikutnya ada saham PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) yang ambrol 2% menjadi Rp 98/saham.
Krisis yang menimpa SVB, bank yang menjadi andalan bagi startup di Amerika Serikat (AS) bahkan dunia pun membuat masyarakat khawatir bahwa krisis ini dapat mengulangi krisis yang pernah terjadi di 2008-2009.
Krisis SVB terjadi setelah perseroan mengumumkan rencana untuk kembali menguatkan kondisi keuangan mereka.
SVB berperan sebagai pemberi pinjaman utama untuk perusahaan rintisan teknologi atau startup di AS bahkan dunia, sehingga kondisi ini menimbulkan efek berat pada saham bank-bank di seluruh dunia.
Saham di sejumlah bank di dunia rontok akibat berkembangnya kekhawatiran guncangan di sektor keuangan karena masalah yang melilit salah satu bank di AS tersebut. Bahkan, efeknya langsung dirasakan oleh empat bank terbesar AS kehilangan lebih dari US$ 50 miliar nilai pasarnya.
Krisis ini juga cenderung menjadi sentimen negatif bagi saham-saham bank digital di Indonesia, sehingga keenam saham bank digital RI pun tak luput dari aksi profit taking investor.
Namun, koreksi saham bank digital pada pagi hari ini cenderung karena psikologis pasar yang khawatir efek domino dari krisis tersebut.
Meski begitu, dampaknya diprediksi tidak akan terlalu parah di Indonesia. Hal ini karena perekonomian RI cenderung masih cukup kuat untuk menahan krisis tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Masih Boncos! Investor Bank Aladin Berpotensi Tekor 80%!