
Saham Bank Digital Melesat, Ini Penyebabnya!

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham bank bank digital secara mayoritas bergairah pada perdagangan sesi I Senin (10/5/2023), di tengah masih beragamnya pergerakan saham bank besar di Indonesia.
Dari enam saham bank digital di RI, hanya satu yang cenderung stagnan.
Berikut pergerakan bank digital pada perdagangan sesi I hari ini.
Emiten | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Bank Neo Commerce | BBYB | 605 | 3,42% |
Bank Raya Indonesia | AGRO | 428 | 2,88% |
Bank Aladin Syariah | BANK | 1.405 | 1,08% |
Bank Jago | ARTO | 2.330 | 0,87% |
Allo Bank Indonesia | BBHI | 1.300 | 0,78% |
Bank MNC Internasional | BABP | 79 | 0,00% |
Sumber: RTI
Hingga pukul 10:41 WIB, saham PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) memimpin penguatan saham bank digital pada pagi hari ini, yakni melonjak 3,42% ke posisi harga Rp 605/saham.
Sedangkan untuk saham bank digital berkapitalisasi pasar besar (big cap) yakni PT Bank Jago Tbk (ARTO) menguat 0,87% menjadi Rp 2.330/saham.
Membaiknya kinerja keuangan saham-saham bank digital turut menjadi sentimen positif pada hari ini.
Salah satunya yakni saham ARTO, yang meraup laba bersih sepanjang tiga bulan pertama 2023 sebesar Rp 17,5 miliar. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, angka tersebut turun 8% (year-on-year/yoy).
Kemudian, saham PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) telah mencatatkan laba bersih sepanjang kuartal I-2023 mencapai Rp 90,49 miliar, tumbuh 21% (yoy).
Bergairahnya saham bank digital RI pada pagi hari ini juga terjadi meski pergerakan saham bank besar di Indonesia masih cenderung bervariasi.
Di lain sisi, optimisme pasar jelang rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) juga menopang saham bank digital pada sesi I hari ini.
Inflasi Negeri Paman Sam pada April lalu diperkirakan bertahan di 5% secara tahunan (yoy), sama seperti periode sebelumnya.
Sedangkan untuk inflasi inti AS diperkirakan tumbuh tipis sebesar 5,5% (yoy), dibandingkan periode sebelumnya di 5,6% (yoy). Data inflasi penting untuk diperhatikan karena berhubungan dengan kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dalam pertemuan FOMC mendatang.
Sementara itu dari dalam negeri, pelaku pasar hari ini menanti rilis data penjualan ritel periode Maret 2023 yang diperkirakan tumbuh positif 1,4% dibandingkan sebelumnya 0,6%.
Proyeksi pertumbuhan ritel yang tetap positif sejalan dengan optimisme konsumen yang meyakini ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh positif ke depan.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Masih Boncos! Investor Bank Aladin Berpotensi Tekor 80%!