
IHSG Jeblok Lagi, Ini Penyebabnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini (8/3/23) turun signifikan berakhir di 6.733,52 atau terkoreksi 0,49% secara harian.
Perdagangan menunjukkan sebanyak 380 saham turun, 125 saham naik dan 211 lainnya tidak berubah.
Hingga istirahat siang, terdapat sekitar 13,42 miliar saham terlibat dan berpindah tangan sebanyak 757 ribu kali serta nilai transaksi sekitar Rp 4,2 triliun.
Mayoritas saham-saham dengan kapitalisasi raksasa melemah. Waskita Karya tenggelam 6,38% disusul Merdeka Copper 6,07%. Lalu, Vale Indonesia merosot 4,58% sementara Harum Energy melorot 4,5%. Elang Mahkota Teknologi juga terpantau melemah 4,05% serta Aneka Antam turun 3,35%.
Menurut survei terbaru, pada Februari 2023, kepercayaan konsumen Indonesia turun menjadi 122,4 dari level tertinggi lima bulan di bulan Januari sebesar 123,0. Hasil survei mencerminkan adanya tekanan biaya yang meningkat menjelang bulan suci Ramadhan.
Meskipun demikian, survei juga menunjukkan bahwa sentimen konsumen menguat terhadap ekspektasi pendapatan enam bulan ke depan, ketersediaan lapangan kerja, pendapatan saat ini, dan kondisi ekonomi saat ini. Namun, penilaian rumah tangga terhadap prospek ekonomi negara melemah (turun 1,4 poin menjadi 132,5), demikian pula pandangan mereka tentang ketersediaan lapangan kerja dibandingkan dengan enam bulan lalu (turun 0,6 poin menjadi 130,7).
Sentimen negatif lain berasal dari bursa Amerika Serikat (AS) - Wall Street yang ditutup negatif pada perdagangan Selasa, terutama karena kekhawatiran atas suku bunga The Fed dan data ekonomi terbaru.
Dow Jones Industrial Average turun 574,98 poin, atau 1,72%, menjadi berakhir pada 32.856,46, S&P 500 turun 1,53% menjadi ditutup pada 3.986,37 dan di bawah level 4.000, sementara Nasdaq Composite turun 1,25% menjadi menetap di 11.530,33.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell telah memperingatkan bahwa suku bunga kemungkinan akan lebih tinggi dari yang diperkirakan oleh pembuat kebijakan bank sentral, dengan suku bunga bisa mencapai 5,5% - 5,75% pada Juli nanti.
Peningkatan tenaga kerja baru di Amerika Serikat pada Februari yang mencapai 517.000, bisa mendorong The Fed menaikkan suku bunga secara agresif mencapai 4,75% - 5%.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(Muhammad Azwar/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Gak Ada Lawan, Balik ke 7.000?