Powell Bikin Pasar Khawatir Lagi, Bursa Asia Merana

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
08 March 2023 10:25
A man is reflected on an electronic board showing a graph analyzing recent change of Nikkei stock index outside a brokerage in Tokyo, Japan, January 7, 2019. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Kim Kyung-Hoon)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik terpantau melemah pada perdagangan Rabu (8/3/2023), di mana investor cenderung merespons negatif dari pernyataan Ketua bank sentral Amerika Serikat (AS), yang menyatakan bahwa suku bunga berpotensi dinaikkan lebih besar.

Hingga pukul pukul 10:33 WIB, hanya indeks Nikkei 225 Jepang yang terpantau menguat yakni sebesar 0,23%.

Sedangkan sisanya terkoreksi. Indeks Hang Seng Hong Kong ambruk 2,64%, Shanghai Composite China melemah 0,48%, Straits Times Singapura terkoreksi 0,61%, ASX 200 Australia merosot 0,95%, dan KOSPI Korea Selatan ambles 1,36%, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,18%

Dari Australia, Gubernur bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA), Philip Lowe dalam pidatonya pada pagi hari ini mengatakan bahwa bank sentral semakin dekat untuk mencapai titik di mana mereka akan menghentikan kenaikan suku bunga lebih lanjut.

"Dengan kebijakan moneter terkini di wilayah terbatas, kami lebih dekat ke titik di mana akan tepat untuk menghentikan kenaikan suku bunga untuk memberikan lebih banyak waktu untuk menilai keadaan ekonomi," kata Lowe, menurut sebuah transkrip.

"Pada titik mana yang tepat untuk jeda akan ditentukan oleh data dan penilaian kami terhadap prospek," tambah Lowe.

Ekonom senior dari Commonwealth Bank of Australia, Belinda Allen mengatakan dalam sebuah catatan bahwa pidato tersebut tidak membalikkan pernyataan yang kurang bernada hawkish.

Allen menambahkan bahwa CBA memprediksi RBA perlu menaikkan sekali lagi sebelum berhenti menjadi 3,85%, atau mempertahankan suku bunga dalam pertemuan kebijakan moneter April mendatang.

Di lain sisi, pergerakan bursa Asia-Pasifik pada hari ini cenderung mengikuti pergerakan bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street yang berbalik arah ke zona merah kemarin, karena investor merespons negatif dari pernyataan Ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup ambruk 1,72%, S&P500 ambles 1,53%, dan NASDAQ Composite ambrol 1,25%.

Powell dalam pidatonya semalam menyarankan bahwa suku bunga mungkin perlu naik lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama dan hal ini memicu kekhawatiran akan potensi kenaikan yang lebih besar pada pertemuan kebijakan bank sentral berikutnya.

"Data ekonomi terbaru datang lebih kuat dari yang diharapkan, yang menunjukkan bahwa tingkat suku bunga akhir kemungkinan akan lebih tinggi dari yang diantisipasi sebelumnya," kata Powell dalam sambutannya kepada Komite Urusan Perbankan, Perumahan dan Perkotaan Senat Selasa pagi waktu setempat.

"Jika totalitas data menunjukkan bahwa pengetatan yang lebih cepat diperlukan, kami akan siap untuk meningkatkan laju kenaikan suku bunga," tambah Powell.

Komentar tersebut mengindikasikan bahwa The Fed dapat mempertimbangkan kenaikan suku bunga yang lebih besar dari kenaikan 25 basis poin (bp) bulan lalu pada pertemuan kebijakan berikutnya yakni pada 21-22 Maret.

Menurut survei Dow Jones, komentar Powell menaikkan pertaruhan untuk laporan pekerjaan Februari yang keluar Jumat mendatang, yang dapat menunjukkan pasar tenaga kerja yang tangguh yang memungkinkan The Fed untuk terus mendaki. Ekonom mengharapkan 225.000 pekerjaan ditambahkan pada Januari 2023.

Alhasil, pasar kini melihat suku bunga The Fed bisa mencapai 5,5% - 5,75% pada Juli nanti, naik 100 bp dari level saat ini dan lebih tinggi ketimbang proyeksi yang diberikan bank sentral Negeri Paman Sam tersebut di kisaran 5% - 5,25%.

Di lain sisi, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury) tenor 2 tahun melonjak ke level tertinggi sejak 2007 sebesar 5%, setelah pidato Powell semalam waktu Indonesia.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Investor Masih Lakukan Aksi Profit Taking, Bursa Asia Lesu Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular