Market Commentary

Powell Bikin Harga Emas Merana, Sahamnya di RI Juga Lesu

Market - Chandra Dwi, CNBC Indonesia
08 March 2023 09:36
pembukaan bursa saham Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten pertambangan emas terpantau terkoreksi pada perdagangan sesi I Rabu (8/3/2023), seiring lesunya harga emas acuan dunia setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) mengindikasikan bahwa suku bunga berpotensi dapat dinaikkan lebih besar.

Hingga pukul 09:15 WIB, dari enam saham emas, lima diantarnya sudah terkoreksi dan satu cenderung stagnan

Berikut pergerakan saham emiten tambang emas pada perdagangan sesi I hari ini.

SahamKode SahamHarga TerakhirPerubahan
Merdeka Copper GoldMDKA4.210-1,64%
Aneka TambangANTM1.915-1,29%
Bumi Resources MineralsBRMS154-1,28%
J Resources Asia PasifikPSAB98-1,01%
Archi IndonesiaARCI328-0,61%
Wilton Makmur IndonesiaSQMI640,00%

Sumber: RTI

Saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) memimpin koreksi pada perdagangan sesi I hari ini, yakni ambles 1,64% ke posisi harga Rp 4.210/saham.

Berikutnya ada saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang ambrol 1,29% ke Rp 1.915/saham.

Terakhir, ada saham PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) yang melemah 0,61% menjadi Rp 328/saham.

Adapun untuk saham PT Wilton Makmur Indonesia Tbk (SQMI) yang cenderung stagnan di level Rp 64/saham.

Harga emas dunia terpantau koreksi parah pada penutupan perdagangan Selasa kemarin, setelah Chairman bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell menyampaikan testimoni di depan senat AS.

Pada penutupan perdagangan kemarin, emas ditutup di posisi US$ 1.813,52 per troy ons. Harga sang logam mulia ambruk nyaris 2%.

Pelemahan tersebut adalah yang terbesar sejak 3 Februari 2023 saat emas melemah 2,45%.

Namun, harga emas sedikit membaik pada pagi hari ini, yakni di posisi US$ 1.814,04 per troy ons, menguat tipis 0,03%.

Seperti diketahui, Powell menggelar sesi dengar pendapat dengan senat Komite Perbankan AS pada Selasa malam. Dia juga akan kembali menyampaikan testimoni di depan kongres malam nanti.

"Data ekonomi terkini menunjukkan (ekonomi) lebih kuat dibandingkan yang diperkirakan. Ini mengindikasikan kenaikan suku bunga sepertinya akan lebih tinggi dibandingkan yang diperkirakan sebelumnya," tutur Powell dalam dengar pendapat dengan senat Komite Perbankan kongres AS, dikutip dari Reuters.

Pernyataan Powell ini sontak membuat pelaku pasar emas kaget. Mereka memang sudah menduga Powell akan mengingatkan soal pentingnya menjaga inflasi dan kemungkinan kenaikan suku bunga.

"Pernyataan Powell ternyata jauh lebih sangat terang-terangan dan agresif dibandingkan pasar," tutur Tai Wong, analis dari Heraeus Precious Metals, dikutip dari Reuters.

Kebijakan moneter yang ketat akan melambungkan dolar AS dan yield surat utang pemerintah AS. Kondisi ini tentu bukan yang hal yang bagus bagi pergerakan emas. Dolar AS yang menguat akan membuat emas semakin tidak terjangkau karena mahal.

Emas juga tidak menawarkan imbal hasil, sehingga akan kalah saing dengan surat utang pemerintah AS.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Harga Emas Masih Ngacir, Sahamnya di RI Lanjut Bergairah


(chd/chd)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading