
4 Saham Big Cap Ini Jadi Penahan Koreksi IHSG

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau menguat pada perdagangan sesi I Senin (6/3/2023), di tengah membaiknya ekonomi China dan masih kuatnya ekonomi di Amerika Serikat (AS).
Per pukul 10:43 WIB, IHSG melemah 0,25% ke posisi 6.749,63. IHSG bergerak direntang 6.729,09 - 6.771,07.
Terpantau ada empat saham berkapitalisasi pasar besar (big cap) yang menjadi penahan koreksi indeks pada perdagangan sesi I hari ini.
Berikut saham-saham yang membantu IHSG menguat.
Emiten | Kode Saham | Indeks Poin | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Bank Mandiri | BMRI | 3,56 | 10.250 | 0,74% |
Bank Central Asia | BBCA | 3,53 | 8.450 | 0,30% |
Adaro Energy Indonesia | ADRO | 1,67 | 2.910 | 1,75% |
Telkom Indonesia | TLKM | 1,22 | 3.890 | 0,26% |
Sumber: Refinitiv & RTI
Saham emiten perbankan berkapitalisasi pasar terbesar keempat di bursa yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi penahan koreksi IHSG terbesar pada sesi I hari ini, yakni mencapai 3,56 indeks poin.
Tak hanya BMRI saja, saham perbankan paling jumbo di bursa yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang membantu menahan koreksi indeks sebesar 3,53 indeks poin.
Adapula saham batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) yang juga mampu menahan koreksi IHSG sebesar 1,67 indeks poin.
Terakhir ada saham telekomunikasi BUMN yakni PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang turut menahan pelemahan indeks hingga 1,22 indeks poin.
IHSG masih cenderung volatil pada hari ini, setelah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mengindikasikan bahwa mereka akan melanjutkan kenaikan suku bunga acuannya di pertemuan mendatang, sehingga investor cenderung belum bergairah untuk memburu salah satu aset berisiko.
Ketua The Fed, Jerome Powell telah memperingatkan bahwa suku bunga kemungkinan akan lebih tinggi dari yang diperkirakan oleh pembuat kebijakan bank sentral, dengan suku bunga bisa mencapai 5,5% - 5,75% pada Juli nanti.
Peningkatan tenaga kerja baru di AS pada Februari lalu yang mencapai 517.000, bisa mendorong The Fed menaikkan suku bunga secara agresif mencapai 4,75% - 5%.
Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia pada akhir Februari 2023 meningkat menjadi 140,3 miliar dolar AS, yang dianggap mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Selain itu, investor menanti data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia yang akan memberikan sinyal seberapa kuat ekonomi kita saat ini.
Untuk diketahui, IKK Indonesia naik menjadi 123,0 pada Januari 2023. Angka ini sudah naik dari 119,9 pada Desember 2022, menunjukkan level tertinggi sejak Agustus tahun lalu, didorong oleh inflasi yang semakin mereda.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Asing Borong Big Cap, IHSG Mendadak Hijau di Detik Terakhir
