Newsletter

Pidato Powell Bikin Ketar-ketir, Pasar Keuangan RI Siaga Satu

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
08 March 2023 06:30
Pencatatan perdana saham PT Hillcon Tbk di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (1/3/2023).
Foto: Pencatatan perdana saham PT Hillcon Tbk di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (1/3/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Wall Street yang ditutup 'berdarah-darah' pada perdagangan Selasa (7/3/2023) Waktu New York tentunya membuka peluang perlemahan IHSG pada hari ini. Sentimen pasar utama masih diselimuti oleh implikasi atas pengumuman sejumlah data ekonomi, terlebih pada suku bunga The Fed.

Suku Bunga dan kebijakan The Fed adalah sentimen utama investor pekan ini. Hari ini, Powell

The Fed telah menaikkan suku bunga acuannya 8 kali selama setahun terakhir, yang terbaru adalah kenaikan seperempat poin persentase awal bulan lalu yang membawa suku bunga pinjaman semalam ke kisaran target 4,5%-4,75%.

Pasar juga terpecah antara menginginkan The Fed menurunkan inflasi, kendati demikian rasa khawatir juga muncul penurunan bakal berlebihan sehingga menyebabkan tekanan ekonomi yang terus berlanjut.

Ketua Federal Reserve Jerome Powell memperingatkan bahwa suku bunga kemungkinan akan lebih tinggi dari yang diperkirakan oleh pembuat kebijakan bank sentral.

Mengutip data awal tahun ini yang menunjukkan bahwa inflasi telah membalikkan perlambatan yang ditunjukkan pada akhir 2022, pemimpin bank sentral tersebut memperingatkan kebijakan moneter yang lebih ketat ke depan untuk memperlambat pertumbuhan ekonomi.

"Data ekonomi terbaru datang lebih kuat dari yang diharapkan, ini menunjukkan bahwa tingkat suku bunga akhir kemungkinan akan lebih tinggi dari yang diantisipasi sebelumnya," kata Powell dalam sambutannya yang disiapkan untuk dua penampilan minggu ini di Capitol Hill.

"Jika totalitas data menunjukkan bahwa pengetatan yang lebih cepat diperlukan, kami akan siap untuk meningkatkan laju kenaikan suku bunga." Tambahnya.

Pernyataan tersebut membawa 2 implikasi, pertama, bahwa puncak atau terminal tingkat suku bunga The Fed kemungkinan akan lebih tinggi dari indikasi sebelumnya dari pejabat Fed. Kedua, bahwa peralihan bulan lalu ke seperempat persentase yang lebih kecil pada suku bunga diramal bakal berumur pendek jika data inflasi terus memanas.

Pasar kini melihat suku bunga The Fed bisa mencapai 5,5% - 5,75% pada Juli nanti, naik 100 basis poin dari level saat ini dan lebih tinggi ketimbang proyeksi yang diberikan bank sentral AS tersebut 5% - 5,25%.

Pidato tersebut disampaikan dengan pasar yang umumnya optimis bahwa bank sentral dapat menjinakkan inflasi tanpa membuat perekonomian jatuh.

Saham turun tajam sementara imbal hasil Treasury melonjak setelah pernyataan Powell dirilis. Penetapan harga pasar juga sangat membatasi kemungkinan kuat kenaikan suku bunga 0,5 poin persentase ketika pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal pada 21-22 Maret.

Pelaku pasar juga sangat menantikan laporan ketenagakerjaan AS bulan Februari yang akan dirilis pada hari Jumat.

Penambahan tenaga kerja baru yang mencapai 517.000 pada Februari dikhawatirkan mendorong kembali inflasi. The Fed pun bisa saja kembali menaikkan suku bunga nya secara agresif mencapai 4,75% - 5%. Ini merupakan kenaikan suku bunga terbesar sejak 40 tahun lalu bagi negeri Paman Sam.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2023 mencapai 140,3 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Januari 2023 sebesar 139,4 miliar dolar AS.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan peningkatan posisi cadangan devisa pada Februari 2023 antara lain dipengaruhi oleh penerimaan pajak serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah.

"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," tegas Erwin, Selasa (7/3/2023).

BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Ke depan, BI memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung proses pemulihan ekonomi nasional.

Selain itu, investor menanti data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia yang akan memberikan sinyal seberapa kuat ekonomi kita saat ini. Untuk diketahui, IKK Indonesia naik menjadi 123,0 pada Januari 2023. Angka ini sudah naik dari 119,9 pada Desember 2022, menunjukkan level tertinggi sejak Agustus tahun lalu, didorong oleh inflasi yang semakin mereda.

Terakhir, hari ini investor dapat mencerna sejumlah data ekonomi global penting, mulai dari data pinjaman bank, data tenaga kerja Jerman, dan PDB zona Eropa. Jadwal rilis data ekonomi ada pada halaman berikutnya.

(aum/aum)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular