Manuver OJK 'Mahendra Siregar' Melawan Gelapnya Ekonomi Dunia

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
01 March 2023 14:45
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar dalam Economic Outlook 2023 dengan tema
Foto: Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar dalam Economic Outlook 2023 dengan tema

Sejumlah masalah di industri jasa keuangan tengah di bereskan OJK. Sebagian ada yang sudah rampung, sebagian lagi masih berproses.

Wanaartha Life

Kasus gagal bayar asuransi Wanaartha Life sempat meledak. Perusahaan ini menggunakan modus penerbitan polis 'bodong' dalam aksinya. OJK pun secara tegas membubarkan Wanaartha pada 5 Desember 2022 lalu.


Pencabutan Izin Auditor

Polis bodong atawa polis yang penerbitannya tidak tercatat dalam pembukuan Wanaartha Life berbuntut panjang. Setelah diselidiki, ada 'permainan' antara kantor akuntan publik (KAP) yang melakukan audit Wanaartha.

Buntutnya, OJK mencabut kantor akuntan publik atas nama Nunu Nurdiyaman dan Jenly Hendrawan. Ada pula KAP Kosasih Nurdiyaman, Mulyadi, Tjahjo dan rekan yang merupakan anggota dari Crowe Horwath International, KAP 10 besar di dunia.


Kresna Life

OJK masih menunggu rencana penyehatan keuangan (RPK) Kresna Life. Tapi, ini merupakan kesempatan terakhir lantaran OJK sudah cukup bersabar hingga memberikan kesempatan 10 kali.

Jika RPK terakhir masih tidak sesuai dengan arahan OJK, tak menutup kemungkinan Kresna Life bernasib sama seperti Wanaartha.

Penyelesaian kasus asuransi bermasalah, menurut Mahendra, perlu dilakukan dari dua sisi. Pertama, penyelesaian masalah itu sendiri.

Kedua, bagaimana OJK memberikan sinyal komitmen bahwa hal seperti itu tidak akan pernah ditolerir lagi ke depan. "Tidak ada tawar menawar di bagian itu," kata Mahendra.


Saham Gorengan

Terkait saham gorengan, menurut Mahendra, pihaknya harus terlebih dulu menerapkan integritas dan governance yang baik dalam proses transaksi pasar saham.

"Nah, proses untuk pengelolaan manajemen investasi ini, kami masuk ke langkah-langkah untuk bisa menentukan apakah suatu produk ini memang sesuai bagi apa yang dijanjikan dalam jualannya. Lalu juga apakah itu ditujukan kepada investor yang memang mengerti risiko investasinya," jelasnya di Economic Outlook 2023 CNBC Indonesia, Selasa (28/2/2023).

Mahendra menjelaskan, persoalan goreng menggoreng saham ini termasuk market conduct. Sehingga, pihaknya tidak semata-mata melihat seberapa besar target dari emisi di bursa dapat dicapai. Tapi juga memastikan governance yang baik dengan memperhatikan etika dan juga pelaksanaan yang sesuai dengan tata caranya.

Mahendra kemudian mengakui bahwa ada banyak persoalan di sektor pasar modal yang sekarang tengah dihadapi. Seperti pengembangan bursa karbon, bursa aset digital, bursa perdagangan derivatif, dan masih banyak lagi.

"Sekali kita perbaiki betul ini semua, kita komitmen dengan keputusan-keputusan seberapa pun pahitnya itu maka kita peroleh kepercayaannya. Nah, kita jalan ke depan itu benar-benar bisa dengan kepercayaan diri bahwa inilah yg terbaik yang akan diberikan oleh sektor keuangan kepada perekonomian dan kepada bangsa dan negara Indonesia. Jadi bukan hanya dari masing-masing individu industrinya apalagi semata individu perusahaannya," jelasnya.

(dhf)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular