Sempat Oleng, Harga CPO Hari Ini Kembali Bikin Tersenyum
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terpantau kembali menguat di sesi awal perdagangan Rabu (22/2/2023) pasca ditutup turun pada perdagangan kemarin. Posisinya kini mencatatkan posisi tertinggi dalam tujuh pekan terakhir.
Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan menguat 0,6% ke MYR 4.166/ton pada pukul 09:10 WIB.
Dalam sepekan, harga CPO melesat 6,19% secara point-to-point/ptp. Sementara, dalam sebulan sudah nanjak 9,2% dan turun tipis 0,19% secara tahunan.
Aksi profit taking sempat terjadi pada perdagangan kemarin pasca harganya menguat tiga hari beruntun. Pada Selasa (21/2/2023), harga CPO ditutup melemah 0,63% ke posisi MYR 4.141 per ton.
Selain itu, pelemahan minyak saingannya yakni minyak nabati dan minyak dunia yang mengalami koreksi turut membebani harga CPO hingga sulit melanjutkan penguatan.
Namun, tekanan pada harga CPO tak berlangsung lama. Lihat saja pagi ini kembali menunjukkan keperkasaannya. Kendati demikian, mesti diantisipasi terjadinya koreksi sebab, harga minyak dunia kini tengah merosot lebih dari 1%.
Ini dipicu oleh kekhawatiran terus-menerus mengenai prospek pertumbuhan ekonomi global. Kekhawatiran ini melebihi sentimen positif dari pembatasan pasokan sehingga ikut mendorong investor untuk mengambil untung dari kenaikan hari sebelumnya.
Harga CPO dan saingannya bersaing karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global.
Harga Soyoil di Chicago Board of Trade terpantau turun 0,49% setelah dibuka kembali dari akhir pekan yang panjang. Sementara itu, kontrak soyoil teraktif Dalian turun 0,11%, sedangkan kontrak minyak sawit DCPv1 juga membukukan penurunan tipis 0,07%.
"Harganya menyusul pelemahan CBOT soyoil berjangka serta kurangnya tindak lanjut pembelian dari pasar tujuan karena stok cukup tinggi," kata Anilkumar Bagani, kepala riset broker minyak nabati yang berbasis di Mumbai Sunvin Group di kutip Reuters.
"Di sisi lain, prospek produksi tidak terlihat bagus di Malaysia dan Indonesia bulan ini." Tambahnya.
Sementara itu, pelaku pasar kini tengah menanti-nanti angin segar dari Negeri Tirai Bambu. Bukan tanpa alasan, China merupakan salah satu negara dengan konsumsi CPO terbesar di dunia.
Wajar saja ketika ekonominya membaik potensi permintaan terhadap minyak meningkat dan harga CPO pun bakal terdorong naik.
Berdasarkan data surveyor kargo Intertek Testing Services, ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk periode 1-20 Februari naik mencapai 33,1% menjadi 784.105 ton dari 589.308 ton yang dikirim selama 1-20 Januari.
Sementara, berdasarkan data inspeksi independen AmSpecAgri mencatat, Ekspor CPO Malaysia untuk yang sama tercatat 723.482 ton angka ini naik 0,27% dibandingkan periode yang sama bulan Januari.
Berdasarkan analis dari Reuters Wang Tao meramalkan bahwa harga CPO bakal menembus resistensi di MYR 4.196 per ton dan melesat menuju kisaran MYR 4.311 - 4.343 per ton.
CNBC INDONESIA RESEARCH
research@cnbcindonesia.com
(aum/aum)