Breaking News! Harga Batu Bara Terbang 10% Karena China-India

mae, CNBC Indonesia
22 February 2023 06:40
Batu Bara Black Diamond (Dok: Black Diamond Resources)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara langsung terbang setelah China dan India memberi sinyal akan memborong batu bara dalam jumlah besar.

Pada perdagangan Selasa (21/2/2023), harga batu kontrak Maret di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 197 per ton. Harganya terbang 9,75% atau hampir 10% dibandingkan perdagangan hari sebelumnya.

Harga tersebut adalah yang tertinggi sejak 13 Februari lalu atau sepakan terakhir. Kenaikan sebesar 9,75% juga menjadi yang terbesar sejak 4 Mei 2022 atau sembilan bulan terakhir.

Penguatan kemarin juga mengakhiri tren negatif batu bara yang sudah melemah dalam tiga hari sebelumnya. Kenaikan harga kemarin juga kembali mendekatkan batu bara ke level psikologis US$ 200 per ton.

Lonjakan harga batu bara dipicu oleh sentimen positif dari dua konsumen terbesar di dunia yakni China dan India.

Dikutip dari Reuters, China sudah mulai melipatgandakan pembelian batu bara dari Australia.

Pada Januari 2023, Tiongkok sudah mengizinkan empat perusahaan mengimpor batu bara dari Australia setelah Beijing menghapus embargo.

China sempat menghentikan impor batu bara sejak Oktober 2020 hingga akhir 2022 sebagai protes kepada Australia yang menuduh mereka sebagai penyebab penyebaran Covid-19.

Setelah embargo dibuka, kapal-kapal dari China kembali mendekati Australia. Setidaknya 15 kapal dengan kapasitas muatan 1,4 juta ton sudah bergerak dari Tiongkok ke Australia pada Februari tahun ini.

Sebanyak 1 juta ton batu bara thermal juga sudah dipesan dan siap diangkut ke China.

"Trader mempercepat pembelian batu bara secara signifikan dalam tiga hari terakhir," tutur trader dari China, dikutip dari Reuters.

Seperti diketahui, sejumlah kapal pengangkut batu bara dari Australia tidak bisa membongkar muatan karena persoalan kepabeanan. Trader masih mengkhawatirkan persoalan tersebut tetapi optimis akan segera dibereskan.

Dibukanya kembali impor dari Australia oleh China akan memperketat persaingan. Pasalnya, Australia sudah menekan kontrak dan membuka pasar baru selama China absen membeli batu bara mereka.

Sebagai catatan, Australia adalah eksportir terbesar untuk batu bara kokas yang biasanya berkalori tinggi. Jenis tersebut banyak digunakan sebagai bahan material idnustri baja,

Australia juga menjadi eksportir terbesar kedua untuk batu bara thermal setelah Indonesia.

Badan Informasi Energi Amerika Serikat (EIA) memperkirakan ekspor batu bata metalurgi Australia mencapai 166 juta ton pada 2022, Jumlah tersebut setara dengan 54% pasokan global.

Pada 2020, China mengimpor batu bara metalurgi sebesar 34,97 juta ton dari Australia atau 48% dari total.

Selain aksi borong China, harga batu bara juga terbang setelah pemerintah India mengeluarkan peraturan darurat terkait batu bara pada Senin (20/2/2023).

Pemerintah meminta produsen listrik yang menggunakan batu bara impor (ICB) untuk berproduksi secara penuh. Mereka juga diminta untuk menjual dengan segera produksi mereka.

Peraturan itu dikeluarkan sebagai antisipasi lonjakan permintaan listrik selama musim panas, April tahun ini.

Aturan ini akan berlaku pada 16 Maret 2023 mendatang guna memberikan waktu bagi pembangkit untuk mengimpor batu bara menjelang lonjakan konsumsi.
Aturan akan berakhir pada 15 Juni 2023.

Aturan ini dikeluarkan karena India tidak ingin mengulangi pengalaman yang sama Mei tahun lalu di mana mereka ditimpa krisis energi.

Kementerian Listrik India memperkirakan permintaan listrik akan mencapai puncaknya pada April tahun ini dengan kebutuhan mencapai 229 Giga Watt (GW).

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pembangkit listrik batu bara diharapkan bisa menyumbang 193 GW.

Banyak dari pembangkit yang menggunakan impor atau ICB tidak beroperasi penuh saat ini karena sulit bersaing dengan mereka yang menggunakan batu bara domestik.

Harga batu bara yang sempat menjulang sepanjang tahun lalu membuat ongkos pembangkit yang menggunakan batu bara impor sulit bersaing karena harga produksi yang lebih mahal.

Kebijakan India diharapkan ikut berimbas kepada Indonesia yang merupakan pemasok terbesar batu bara India.

Pada 2022, India mengimpor batu bara sebanyak 110,16 juta ton atau hampir 31% dari total ekspor Indonesia. Volume tersebut melonjak 55,63% dibandingkan pada 2021 yang tercatat 70,78 juta ton.

Secara nilai, ekspor batu bara ke India melonjak 155,59% menjadi US$ 10,59 miliar pada 2022 atau setara dengan Rp 159,78 triliun.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

 

 

 

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular