Aksi Borong China-Vietnam Sia-Sia, Harga Batu Bara Ambruk

Market - mae, CNBC Indonesia
31 March 2023 07:05
Bongkar muat batu bara di China. (REUTERS/ALY SONG) Foto: Bongkar muat batu bara di China. (REUTERS/ALY SONG)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara kembali jatuh. Pada perdagangan kemarin, Kamis (30/3/2023), harga batu bara kontrak April di pasar ICE Newcastle ditutup di posisi US$ 187,5 per ton. Harganya anjlok 2,72%.

Pelemahan ini berbanding terbalik dengan penutupan pada Rabu kemarin di mana harga batu bara menguat 0,39%.

Pelemahan batu bara ini justru terjadi di tengah kencangnya pembelian dari negara-negara Asia. Namun, proyeksi impor yang melemah ke depan membuat harga batu bara tetap turun.


Dikutip dari Reuters, impor batu bara China diperkirakan akan menembus 26,82 juta ton pada Maret 2023, tertinggi sejak Januari 2017.

Jumlah tersebut melonjak 41% dibandingkan bulan sebelumnya dan melesat 70% dibandingkan Maret 2022.

Impor India diperkirakan menembus 12,52 juta ton pad Maret tahun ini, tertinggi sejak Agustus 2022. Jumlah tersebut melonjak 21% (month to month/mtm).

Vietnam juga diperkirakan akan mengimpor batu bara dalam jumlah besar, yakni sebanyak 1,68 juta ton pada Maret 2023, tertinggi sejak Agustus tahun lalu.

Impor Filipina diperkirakan melonjak menjadi 3,3 juta ton pada Maret, tertinggi sejak Juni 2022.

Pengecualian terjadi pada Pakistan dan Jepang. Impor Pakistan pada Maret 2023 diperkirakan hanya 142.441 ton.

Jumlah lebih rendah dibandingkan rata-rata bulannya yakni di kisaran 1-1,5 juta ton per bulan. Pakistan tengah kesulitan membayar impor karena ekonomi mereka yang ditimpa masalah keuangan.

Impor Jepang juga diperkirakan jatuh menjadi 10,16 juta ton pada Maret tahun ini, terendah sejak November 2022.  Turunnya impor Jepang lebih disebabkan oleh proyeksi berkurangnya penggunaan listrik karena berakhirnya musim dingin di sebagian besar Negara Sakura.

"Harga batu bara memang sempat naik tetapi kenaikannya moderat. Harga juga turun karena impor sepertinya akan turun dalam beberapa bulan depan," tutur analis Reuters Clyde Russel.

Analis batu bara Wood Mackenzie, Adam Woods, menjelaskan harga batu bara terus melemah karena pasokan yang memadai, terutama di kawasan Eropa.

"Kekhawatiran pasar kini sudah berganti dari kekhawatiran mengenai kekurangan pasokan menjadi over capacity. Ada kemungkinan pasokan batu bara yang ada melebihi dari yang dibutuhkan pada 2023," tuturnya, dikutip dari Wall Street Journal.

Musim dingin yang lebih hangat menjadi salah satu faktor mengapa pasokan batu bara di Eropa kini sangat memadai.

Eropa memborong batu bara dalam jumlah besar pada tahun lalu setelah mengembargo batu bara Rusia. Mereka juga mengimpor dalam jumlah besar untuk mengantisipasi musim dingin.


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

India Umumkan Aturan Darurat Soal Batu Bara, RI Bakal Untung?


(mae/mae)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading