Capital Market Outlook 2023

Ini Alasan Indonesia Tangguh Hadapi Gejolak Ekonomi Global

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
21 February 2023 15:43
Komite Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) Rudy Utomo, dalam Capital Market Outlook 2023 dengan tema Ekonomi Global Bergejolak Pasar Modal RI Masih Semarak! pada Selasa, (21/2/2023). (Tangkapan Layar CNBC Indonesia TV)
Foto: Komite Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) Rudy Utomo, dalam Capital Market Outlook 2023 dengan tema Ekonomi Global Bergejolak Pasar Modal RI Masih Semarak! pada Selasa, (21/2/2023). (Tangkapan Layar CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Komite Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI), Rudy Utomo mengatakan, pengaruh gejolak ekonomi global terhadap pasar keuangan di Indonesia tidak akan terlalu sinifikan.

Menurutnya, Indonesia sangat resilience dan tidak rentan terhadap gejolak global karena memiliki fundamental yang sangat kuat.

"Kondisi global yang ada ini memang pengaruh ke pasar keuangan. Namun dengan fundamental dan sumber daya yang dimiliki, Indonesia akan lebih resilence dan tidak terlalu rentan," ungkap Rudy dalam Capital Market Outlook 2023, Selasa, (21/2/2023).

Rudy menyebutkan ketahanan Indonesia terlihat dari prediksi GDP yang masih tumbuh berkisar pada 5,3%. Jika dibandingkan negara lain, pertumbuhan ini masih lebih baik dengan level kepercayaan diri yang tinggi.

Hal tersebut juga diakui oleh Ketua Presidium Dewan Asosiasi Pelaku Reksa Dana dan Investasi Indonesia (APRDI) & Dirut Dana Reksa Marsangap P. Tamba. Ia menilai industri keuangan Indonesia masih tetap kuat dan akan tumbuh di tengah gejolak ekonomi global, khususnya pasar modal.  

Bahkan ujarnya, pasar modal Indonesia saat ini masih jauh dari mature sehingga banyak ruang untuk tetap tumbuh.

"Ditambah lagi dengan kondisi makro mendukung. Saya pikir kalau kita bisa terus menggunakan pasar modal sebagai jasa keuangan di Indonesia, harusnya prospek pasar modal kita sangat baik," jelasnya dalam acara yang sama.

Meski begitu, bukan berarti Indonesia tanpa tantangan. Menurutnya masih banyak sejumlah hal yang perlu dilakukan berbagai pihak untuk mendorong industri keuangan di Indonesia, khususnya di pasar modal.

Karena ia melihat banyak potensi yang masih bisa digali di pasar modal demi mendorong roda perekonomian dalam negeri.

"Sebagai contoh di industri reksadana itu tidak sampai 5% dari PDB Indonesia. Sementara negara lain sudah mencapai 130%. Jadi pasar modal sebagai penunjang ekonomi masih belum optimal," tegasnya.

Namun demikian ia memastikan dengan kondisi Indonesia yang ekonominya sangat baik ini, ruang bertumbuh tetap masih terbuka sangat lebar.


(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tetap Kuat, IHSG Diproyeksi Tembus 7.800 di 2023

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular