India Umumkan Aturan Darurat Soal Batu Bara, RI Bakal Untung?

mae, CNBC Indonesia
21 February 2023 06:50
Batu Bara Black Diamond (Dok: Black Diamond Resources)
Foto: Batu Bara Black Diamond (Dok: Black Diamond Resources)

Harga batu bara yang sempat menjulang sepanjang tahun lalu membuat ongkos pembangkit yang menggunakan batu bara impor sulit bersaing karena harga produksi yang lebih mahal. Kapasitas pembangkit batu bara ICB diperkirakan mencapai 17 GW.

Indonesia saja bisa diuntungkan dari aturan baru di India mengingat Negara Bollywood adalah pasar terbesar batu bara RI.

India menggeser China sebagai pasar terbesar batu bara Indonesia pada 2022.  Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan volume ekspor batu bara Indonesia pada 2022 menyentuh 360,29 juta ton. Volume ekspor tersebut naik 4,29% dibandingkan pada 2021.

Secara nilai, ekspor Indonesia melonjak 76,16% menjadi US$ 46,74 miliar atau setara dengan Rp 705  triliun.

India mengimpor batu bara sebanyak 110,16 juta ton atau hampir 31% dari total. Volume tersebut melonjak 55,63% dibandingkan pada 2021 yang tercatat 70,78 juta ton.

Secara nilai, ekspor batu bara ke India melonjak 155,59% menjadi US$ 10,59 miliar pada 2022 atau setara dengan Rp 159,78 triliun.

Sebaliknya,  permintaan batu bara RI dari China pada 2022 anjlok 35,8% menjadi 69,70 juta ton. Secara nilai, ekspor batu bara ke China juga jeblok 14,69% menjadi US$ 7,8 miliar.

Senada dengan India, pemerintah China juga mengumumkan kebijakan khusus terkait batu bara.  Biro Energi Shanxi mengumumkan rencana untuk meningkatkan kapasitas batu bara di provinsi tersebut hingga 1,56 miliar pada 2023

Produksi batu bara diharapkan  akan mencapai 1,4 miliar ton dengan jumlah perusahaan tambang 900.

Shanxi yang terletak di sebelah utara China menyumbang sekitar 25% dari total produksi batu bara Negara Tirai Bambu. Provinsi tersebut menghasilkan sekitar 1,2 miliar ton pada 2022.

Setidaknya terdapat 653 pertambangan batu bara di wilayah tersebut dengan kapasitas masing-masing sekitar 10 juta ton.

Kenaikan produksi dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan menjelang musim panas tahun ini. Seperti India, China juga mengalami krisis energi akibat gelombang panas.

Besarnya produksi batu bara China pada tahun ini menjadi salah satu alasan mengapa harga batu bara terus melemah.

Pada perdagangan Senin (20/2/2023), harga batu kontrak Maret di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 179,5 per ton. Harganya melemah 1,91% dibandingkan perdagangan hari sebelumnya.

Harga tersebut adalah yang terendah sejak 12 Januari 2022 atau 13 bulan terakhir.  Pelemahan hari ini sekaligus memperpanjang tren negatif batu bara yang sudah melemah sejak Kamis pekan lalu. Dalam tiga hari terakhir, harga batu bara ambruk 8,4%.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

 

(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular