Terus Berayun, IHSG Punya Kans Ditutup di Zona Hijau

Tri Putra, CNBC Indonesia
Kamis, 09/02/2023 13:03 WIB
Foto: Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mode roller coaster Indeks Harga Saham Gabungan berlanjut pada sesi I, Kamis (9/2/2023). Berayun dari zona merah ke hijau, IHSG ditutup menguat tipis 0,13% ke 6.949,05.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak 243 saham naik, 258 saham turun, dan 216 saham stagnan. Nilai transaksi perdagangan sebesar Rp5,69 triliun dan volume perdagangan 26,92 miliar saham.

Berdasarkan data Refinitiv, hanya empat dari total sektor menguat. Sektor konsumen non-primer menjadi sektor paling positif naik 0,76%. Sementara itu, sektor real estate menjadi yang paling merugikan indeksdengan penurunan 0,60%.


Meski kebanyakan sektor melemah, top movers berikut berhasil mendorong apresiasi IHSG.

Emiten perbankan terpantau menjadi penopang utama indeks dengan tiga utama diisi oleh Bank Mandiri dengan kenaikan sebesar 7,12 indeks poin disusul Bank Rakyat Indonesia dan Bank Central Asia naik 4,94 dan 3,57 indeks poin.

Kenaikan tipis IHSG terjadi seiring rilis data survei penjualan ritel untuk Desember 2022. Pada Desember 2022, pertumbuhan penjualan eceran secara tahunan tetap tumbuh positif. Indeks Penjualan Riil (IPR) Desember 2022 tercatat tumbuh 0,7% (yoy), meski lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang sebesar 1,3% (yoy) secara tahunan, kinerja penjualan eceran diprakirakan meningkat pada Januari 2023.

Hal tersebut tecermin dari IPR Januari 2023 sebesar 213,2, atau tumbuh 1,7% (yoy). Rilis data tersebut lebih rendah dibandingkan 'ramalan' yang dihimpun Tradingeconomics, data penjualan eceran RI diproyeksi tumbuh 3,0% secara tahunan (yoy) dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 1,3%.

Foto: Tri Putra
Analisa Teknikal Saham

Analisis Teknikal

IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indicator Fibonacci channel untuk mencari resistance dan support terdekat.
Indikator garis moving average (MA) 5 dan MA 20 juga digunakan untuk melihat tren IHSG.

Secara umum, MA 5 yang masih berada di atas MA 20 menandakan tren penguatan jangka pendek IHSG saat ini. Diawali dengan satu lilin (candle) hijau yang cukup besar, IHSG menutup sesi I dengan satu candle hijau.

Belum mampu menembus resistance berupa MA200 (6.969), IHSG ditutup di 6.949,05. Di sesi II, level tersebut berpotensi kembali diuji oleh IHSG untuk menentukan arah selanjutnya.

Sementara, level support terdekat untuk IHSG di sesi II ada di MA 5 (6.942) dan level fibo 78,6% (6.926). Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Posisi RSI ditutup naik tipis ke level 62,61 pada sesi I ini.

Adapun, berdasarkan indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MA 12 berada di atas garis MA 26 dengan pergerakan yang menyempit.

Di sesi II, IHSG berpotensi bergerak mixed dengan kecenderungan menguat wajar. IHSG berpeluang ditutup di zona hijau dengan level resistance 6.969 (MA200) dan support di 6.942-6.926.


(trp/trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Saat Perang Berkobar, Saham & Investasi Mana Yang Bisa Cuan?