IHSG Masih Berat, Belum Ada Tanda-Tanda Rebound

Tri Putra, CNBC Indonesia
20 December 2022 12:04
Foto multiple exposure karyawan berswafoto di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022).  Jumlah investor pasar modal Indonesia bertambah signifikan dibandingkan 2021. Berdasarkan data KSEI per 3 November 2022, jumlah investor pasar modal yang mengacu pada Single Investor Identification (SID) telah mencapai 10.000.628 atau naik 33,53% dari 7.489.337 di akhir 2021. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Foto multiple exposure karyawan berswafoto di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). IHSG ditutup menguat 0,33 persen atau 23,53 poin ke 7.054,12 pada akhir perdagangan, sebanyak 249 saham menguat, 255 saham melemah, dan 199 saham stagnan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih terus tertekan. IHSG melemah dan mendekati level psikologis 6.700 di sesi I perdagangan Selasa (20/12/2022).

IHSG melemah 0,75% dan ditutup di 6.729,05 hingga istirahat siang ini. Sejak awal IHSG sudah bergerak di zona merah.

IHSG sempat menyentuh posisi terendahnya di 6.715,05 di sesi I. Sebanyak 354 saham mengalami koreksi dan memicu pelemahan indeks.

Tidak hanya IHSG, indeks saham acuan Bursa Regional juga berada di zona merah. Indeks Nikkei memimpin pelemahan dengan koreksi 2,53%.

Wall Street juga terpuruk semalam. Indeks Dow Jones turun 0,49%; indeks S&P 500 ambles 0,91% dan Nasdaq mengalami tekanan paling parah dan anjlok 1,49%.

Setelah tertekan di sesi I, bagaimana prospek IHSG di sesi II? Simak ulasan teknikal di bawah ini.

Analisis Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG dan indikator BB sesi I, indeks bergerak menuju batas bawah BB terdekat di 6,721. Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Posisi RSI cenderung turun ke 38,97.

Dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MA 12 sudah memotong garis MA 26 dari atas.

Melihat berbagai indikator teknikal yang ada, apabila IHSG tak mampu bertahan di atas 6.721 maka indeks masih berpeluang ke 6.700.


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Big Caps Rontok Berjamaah, IHSG Gak Bakal Happy Weekend

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular