
Ekonomi China Lesu, Apa Kabar Pergerakan IHSG Hari Ini?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menghijau pada perdagangan Senin (10/7/2023).
Hingga akhir perdagangan, IHSG menguat 0,22% ke posisi 6.731,04. IHSG masih bertahan di level psikologis 6.700 hingga akhir perdagangan.
Secara sektoral, sektor properti menjadi penopang terbesar penguatan IHSG pada hari ini, yakni sebesar 2,25%. Selain itu, sektor energi juga menjadi leader IHSG yakni sebesar 1,14%.
Selain itu, beberapa saham turut menjadi penopang IHSG, sehingga indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut berhasil menguat.
Tiga saham bank raksasa dan tiga saham raksasa batu bara mendominasi saham leader IHSG. Adapun saham bank raksasa yang dimaksud yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Sementara, untuk tiga saham raksasa batu bara yakni PT Bayan Resources Tbk (BYAN), PT United Tractors Tbk (UNTR), dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO).
Penguatan IHSG terjadi meski inflasi China mengalami penurunan kembali pada Juni lalu. Inflasi China turun ke level nol pada bulan lalu, menggarisbawahi berlanjutnya pelemahan permintaan dan menambah kekhawatiran terhadap ancaman deflasi.
Berdasarkan data dari Biro Statistik Nasional (NBS) China, melaporkan indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) tidak berubah pada Juni 2023 dari tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Angka tersebut lebih rendah dari ekspektasi dalam survei ekonom yang memperkirakan inflasi sebesar 0,2% dan dibandingkan dengan angka Mei lalu sebesar 0,2% (yoy). Sedangkan CPI inti, yang tidak termasuk biaya makanan dan energi yang bergejolak, melambat menjadi 0,4%, dari 0,6%.
Data inflasi ini menambah bukti bahwa pemulihan ekonomi China tengah kehilangan momentum. Kekhawatiran deflasi telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, membebani kepercayaan konsumen.
Dampak lesunya ekonomi China dapat mempengaruhi Indonesia. Sebagai negara tujuan ekspor terbesar komoditas Indonesia, potensi menurunnya capital flow ke Indonesia dapat terjadi.
Sementara itu dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Juni 2023 mengalami penurunan ke level 127,1 dari sebelummnya 128,3 pada Mei 2023.
Penurunan ini didorong oleh melemahnya optimisme keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi terhadap ekonomi ke depan.
"Hal tersebut tercermin dari Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Juni 2023 yang masing-masing tercatat sebesar 116,8 dan 137,5," tulis Bank Indonesia (BI) dalam laporan Survei Konsumen Bank Indonesia, Senin (10/7/2023).
Angka ini lebih rendah dari 118,9 dan 137,8 pada Mei 2023. BI mengklaim pada Juni 2023, keyakinan konsumen terpantau tetap optimis pada seluruh kategori pengeluaran.
Secara triwulanan, BI mencatat IKK triwulan II-2023 mengindikasikan optimisme konsumen semakin kuat dengan IKK tercatat pada level 127,2, lebih tinggi dibandingkan 122,9 pada triwulan I-2023.
Hari ini, investor akan menyimak pergerakan bursa saham global, termasuk Wall Street dan Asia, serta sejumlah rilis data makro luar negeri macam data pengangguran Inggris dan indeks sentimen ekonomi Jerman.
Analisis Teknikal
![]() Tri Putra (Analisa Teknikal) |
IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) menggunakan moving average (MA) dan Fibonacci retracement untuk mencari resistance dan support terdekat.
Pada Senin, IHSG membentuk pola inverted hammer dan kembali belum sanggup menembus resistance 6.757 (Fibonacci level 50%).
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Dalam grafik harian, posisi RSI naik ke 54,54.
Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MACD berada di atas garis sinyal, dengan kecenderungan melebar.
Hari ini, IHSG berpeluang kembali menguji support terdekat di 6.706 dan level psikologis 6.700 sebelum menentukan arah selanjutnya.
Sementara, resistance terdekat berada di area Fibonacci 50% (6.757).
CNBC INDONESIA RESEARCH
(aak/aak)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat