OJK Sebut Stabilitas Keuangan RI 'Seng Ada Lawan' Karena Ini

Zevanya Aprilia, CNBC Indonesia
06 February 2023 14:36
Mahendra Siregar dalam acara pertemuan tahunan Industri Jasa Keuangan 2023. (Tangkapan layar youtube OJK 2023)
Foto: Mahendra Siregar dalam acara pertemuan tahunan Industri Jasa Keuangan 2023. (Tangkapan layar youtube OJK 2023)

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai sistem keuangan di Tanah Air mampu menghadapi berbagai 'cobaan', tidak terkecuali gejolak perekonomian global. Pemulihan ekonomi nasional yang disebut bakal terus berlanjut, ditambah tahun ini mulai memasuki kontestasi politik.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyebut, siklus politik 5 tahunan juga dimulai pada 2023. Dia optimistis, belajar dari periode lalu, akselerasi pertumbuhan konsumsi masyarakat dan aktivitas industri akan meningkat, khususnya industri padat karya seperti makanan minuman, Tekstil dan Produk Tekstil (TPT), percetakan serta transportasi. Sementara dari sisi kondisi keamanan, kepastian hukum, dan iklim berusaha tetap terjaga dengan baik.

Mahendra bilang kondisi ini dimungkinkan karena Indonesia telah menjadi sistem demokrasi yang makin dewasa, pada saat kepentingan nasional adalah yang menjadi tujuan utama setiap kontestannya.

"Kali ini, Indonesia akan makin mengokohkan dirinya menjadi 'Negara Demokrasi Presidensial Terbesar di dunia'. Indonesia seng ada lawan," ucapnya dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan di Jakarta, Senin (6/2/2023).

OJK optimis Pemulihan perekonomian Indonesia selama 2022 akan terus berlanjut. Peningkatan aktivitas perekonomian domestik dari sisi konsumsi dan investasi telah menjadi penopang pertumbuhan. Hal itu diperkuat oleh pengumuman Pemerintah mengakhiri tanggap darurat pandemi, yang akan menjadi modalitas utama bagi pertumbuhan tahun ini.

"Kami meyakini sebagian besar risiko transmisi pelambatan pertumbuhan ekonomi global, termasuk dampak penurunan harga komoditas, penurunan permintaan ekspor dan pengetatan likuiditas global, sudah dipahami dan dapat dimitigasi dengan tepat," tutur Mahendra.

Dia menjelaskan, tingginya optimisme terhadap prospek perekonomian nasional tercermin dari perkembangan pasar modal yang mencatatkan penambahan 71 emiten tahun lalu, tertinggi sepanjang sejarah. Kredit perbankan dan piutang pembiayaan tumbuh 11,4% dan 14,2%, lebih tinggi dari rerata 5 tahun sebelum pandemi sebesar 8,9% dan 4,4%.

"Ke depan, ruang pertumbuhan LJK (lembaga jasa keuangan) masih terbuka lebar mengingat terjaganya profil risiko yang didukung kecukupan likuiditas dan permodalan, tercermin dari rasio NPL gross perbankan 2,4% dan rasio NPF Perusahaan Pembiayaan 2,3%," tekan Mahendra.

Dia menambahkan, optimisme tersebut juga terus berlanjut tercermin dengan besarnya investasi nonresiden pada SBN di Januari 2023 yang mencatatkan pembelian netto sebesar Rp 49,7 triliun.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Seng Ada Lawan! OJK Optimistis Industri Keuangan Kuat di 2023

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular