Harga Batu Bara Anjlok 3,5%, Terendah Dalam 9 Bulan Terakhir

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara langsung ambles pada perdagangan awal pekan ini. Pada perdagangan Senin (30/1/2023), harga batu kontrak Maret di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 257 per ton.
Harganya ambruk 3,5% dibandingkan perdagangan Jumat pekan lalu. Harga tersebut adalah yang terendah sejak 1 April 2022 atau dalam sembilan bulan terakhir.
Pelemahan harga batu bara kemarin juga memutus tren positif sang pasir hitam yang menguat pada Kamis dan Jumat pekan lalu.
Melemahnya harga batu bara disebabkan oleh masih rendahnya permintaan dari India dan China.
Dua negara ini diharapkan menjadi penggerak harga batu bara pada tahun karena permintaan dari kawasan Eropa diproyeksi turun tajam.
Dikutip dari Reuters dengan merujuk data Kpler, impor batu bara China pada Januari 2023 diproyeksi hanya mencapai 23,96 juta ton. Angka tersebut anjlok 15,4% dibandingkan pada Desember 2022.
Impor pada Januari 2023 diperkirakan akan menjadi yang terendah sejak Agustus 2022.
Sementara itu, impor India pada Januari 2023 diperkirakan mencapai 16,20 juta ton. Jumlahnya nyaris tidak bergerak dibandingkan Desember 2022 yang tercatat 16,22 juta ton.
Sebagai catatan, impor India pada Desember 2022 adalah yang terendah sejak Februari 2022.
Sebaliknya, impor dari Jepang dan Korea Selatan diperkirakan akan sedikit menguat pada bulan ini. Secara historis, impor batu bara kedua negara memang mencapai puncak pada Januari.
China pada Januari tahun ini juga mulai mengimpor batu bara dari Australia setelah menghentikan impor pada Oktober 2020. Dua kargo dari Tiongkok dilaporkan sudah membawa muatan sebanyak 72.000 ton batu bara kokas dari Australia.
Permintaan batu bara kokas di China diperkirakan naik sejalan dengan pelonggaran kebijakan Covid-19.
Sementara itu, permintaan batu bara dari Eropa masih sangat lemah karena memadainya pasokan serta hangatnya cuaca musim dingin.
Masih rendahnnya pengiriman ke Eropa tercermin dari lalu lintas kapal pembawa muatan batu bara.
Baltic Exchange-bursa yang mengkhususkan pada data pengiriman vessel dan kargo- mencatatkan penurunan indeks selama sembilan hari beruntun.
"Permintaan batu bara masih sangat lemah di Eropa di awal tahun ini. Sepertinya harga batu bara dan gas akan menuju ke tititk terendah. Pasar energi mungkin akan kolap," tutur salah seorang analis, kepada Montel News.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
[Gambas:Video CNBC]
Harga Batu Bara All Time High, Saatnya Genjot Produksi?
(mae/mae)