Pasar Harap Tenang! Bos BI Jamin Likuiditas di Level Aman
Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjamin kecukupan likuiditas perbankan dan perekonomian berada pada level aman. Menurutnya, Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) saat ini masih tergolong tinggi sebesar 31,20%.
Bahkan, ia meyakini kondisi tersebut mampu mendorong peningkatan kredit atau pembiayaan dalam rangka mendukung proses pemulihan ekonomi.
"Likuiditas perbankan dan perekonomian memadai untuk mendorong peningkatan kredit atau pembiayaan dan pemulihan ekonomi lebih lanjut," ujar Perry dalam konferensi pers, Kamis (19/1/2023).
Lebih lanjut Perry mengatakan rasio AL/DPK mencatatkan kinerja yang positif, pasalnya angka ini tumbuh dari bulan sebelumnya yakni dari 30,42% menjadi 31,20% pada Desember 2022.
"Pada Desember 2022, rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) tetap tinggi, mencapai 31,20% dan meningkat dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 30,42%, sehingga mendukung ketersediaan dana bagi perbankan untuk penyaluran kredit atau pembiayaan bagi dunia usaha," lanjutnya.
Dari sisi likuiditas perekonomian, lanjut Perry jumlah uang beredar dalam arti sempit (M1) dan dalam arti luas (M2) saat ini cukup mampu mendukung kegiatan ekonomi. Berdasarkan catatan BI, M1 tumbuh sebesar 9,5% (year on year/yoy) dan M2 tumbuh mencapai 8,3% (yoy).
"Hal ini sejalan dengan stance kebijakan likuiditas yang akomodatif oleh Bank Indonesia. Likuiditas perekonomian juga tetap memadai dalam mendukung kegiatan ekonomi, tercermin pada uang beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2) yang tumbuh masing-masing sebesar 9,5% (yoy) dan 8,3% (yoy)," terangnya.
Ke depan, lanjut Perry, ia memastikan bahwa Bank Indonesia akan terus menjaga kecukupan likuiditas perbankan dan perekonomian. Hal ini dimaksudkan untuk mendukung proses pemulihan ekonomi nasional.
"Ke depan, Bank Indonesia akan terus memastikan kecukupan likuiditas untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional dengan stabilitas yang tetap terjaga," pungkasnya.
(haa/haa)