Surprise! Momok yang Ditakuti Jokowi Ini Mulai 'Jinak'

Anisa Sopiah, CNBC Indonesia
20 January 2023 10:40
INFOGRAFIS, Bernilai Rp 8.276 T!, “Harta Karun “ Incaran Jokowi
Foto: Ilustrasi/Jokowi/ Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Banyak negara dihadapkan pada momok inflasi yang tinggi sepanjang tahun 2022, tidak terkecuali Indonesia. Presiden Joko Widodo (Jokowi) berulang kali mengingatkan pemerintah daerah maupun kepala daerah untuk memantau ketat indeks harga konsumen (IHK) di daerahnya masing-masing.

Terlebih, setelah adanya penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) September 2022, proyeksi inflasi Indonesia diperkirakan mencapai 6,5%. Namun, proyeksi itu dipatahkan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo yang mengumumkan bahwa tingkat inflasi Indonesia pada 2022 menurun lebih cepat dari perkiraan berada di level 5,51%.

"Inflasi menurun lebih cepat dari yang diprakirakan. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada akhir 2022 tercatat sebesar 5,51% (yoy), jauh lebih rendah dari prakiraan sesuai dengan Consensus Forecast 6,5% (yoy) pasca penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada September 2022," ujarnya dalam konferensi pers, Kamis (19/1/2023).

Lebih lanjut ia mengatakan inflasi inti juga berada di bawah perkiraan Bank Indonesia. Semula inflasi inti diproyeksikan akan mencapai 4,61%, namun pada akhir 2022 inflasi ini berada di level 3,36%.

"Demikian pula inflasi inti tercatat rendah pada akhir 2022 yaitu sebesar 3,36% (yoy) jauh lebih rendah dari prakiraan Bank Indonesia sebesar 4,61% (yoy)," lanjutnya.

Menurutnya, penurunan inflasi IHK dan inti ini merupakan hasil kerjasama yang era tantara Bank Indonesia dan pemerintah, baik pusat maupun daerah.

"Penurunan inflasi IHK dan inti tersebut sebagai hasil koordinasi yang sangat erat antara Pemerintah dan Bank Indonesia melalui respons kebijakan moneter Bank Indonesia yang front loaded, pre-emptive, dan forward looking, didukung dengan pengendalian inflasi bahan pangan bergejolak (volatile food) melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP)," jelasnya.

Pada 2023 ini, Perry meyakini inflasi inti dan IHK akan dapat ditarik kembali pada kisaran 3,0±1%. Menurutnya koordinasi dan kerjasama antar BI dan pemerintah akan terus dilakukan guna memastikan pengendalian inflasi berada sesuai target tersebut.

"Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi inti tetap berada dalam kisaran 3,0±1% pada semester I 2023 dan inflasi IHK kembali ke dalam sasaran 3,0±1% pada semester II 2023," ujarnya.

"Bank Indonesia akan terus memperkuat respons kebijakan moneter, serta terus berkoordinasi dengan Pemerintah guna memastikan penurunan dan terkendalinya inflasi tersebut," jelas Perry.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BI Ramal Inflasi RI Tetap Tinggi pada 2023, Tembus di Atas 4%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular