IPO Watch

Pengumuman! Perusahaan Crazy Rich Surabaya IPO, Layak Beli?

Riset, CNBC Indonesia
19 January 2023 08:15
Instagram @htanoko
Foto: Instagram @htanoko

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha sekaligus salah satu orang terkaya di Indonesia Hermanto Tanoko kembali bersiap membawa perusahaan miliknya melantai di bursa dalam waktu dekat.

Hermanto Tanoko yang selama ini terkenal sebagai bos cat sukses membawa perusahaan cat miliknya PT Avia Avian Tbk (AVIA) untuk go public pada awal Desember 2021 dan meraup pendanaan jumbo sebesar Rp 5,8 triliun kala itu.

Namun kali ini, perusahaan yang siap dibawa melantai ke bursa oleh Hermanto Tanoko berasal dari sektor yang jauh berbeda.

Adalah PT Penta Valent Tbk (PEVE) yang bergerak di bidang distribusi produk-produk farmasi siap meramaikan aktivitas pencarian dana di pasar modal domestik.

Berbeda dengan IPO AVIA dengan size jumbo, PEVE hanya menargetkan pendanaan sebesar Rp 52,6 miliar saja atau kurang dari 1% size AVIA.

Berdasarkan prospektus perseroan, PEVE akan melepas sebanyak 353.125.000 saham baru atas nama atau setara dengan 20% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan.

Adapun terkait rencana penggunaan dana dari hasil IPO adalah untuk modal kerja dalam rangka mendukung kegiatan operasional dan pengembangan bisnis Perseroan dengan rincian antara lain untuk biaya operasional seperti, biaya angkut, biaya kantor, biaya penjualan, biaya sewa dan lainnya, pembelian barang dagangan dan pelunasan hutang usaha kepada pemasok.

Proses IPO sudah sampai tahap offering dengan harga saham dipatok di Rp 149/unit. Saat IPO nanti, nilai kapitalisasi pasar PEVE mencapai Rp 263,1 miliar.

Jika per Juli 2022, laba bersih yang berhasil dibukukan perseroan mencapai Rp 9,7 miliar, maka dengan menggunakan metode disetahunkan (annualized) setara dengan Rp 16,65 miliar.

Dengan market cap saat IPO sebesar Rp 263 miliar dan laba bersih hampir Rp 17 miliar untuk tahun 2022, maka saham PEVE divaluasi sebesar 15,8 kali Price to Earnings Ratio (PER).

Sebagai distributor produk farmasi, PEVE memiliki sejumlah principal atau mitra yang memasok berbagai produk yang siap untuk didistribusikan.

Produk-produk tersebut mencakup obat-obatan, kosmetik, alat dan perlengkapan medis hingga barang-barang konsumen yang masih berkaitan dengan kesehatan.

PEVE berperan sebagai pihak yang mendistribusikan produk tersebut ke rumah sakit, klinik, apotek, pasar modern dan tradisional hingga warung dan kios-kios di pasar.

Di BEI, salah satu perusahaan yang bergerak di industri serupa dengan PEVE adalah PT Millenium Pharmacon International Tbk (SDPC) yang sudah lebih dahulu melantai di bursa sejak 1990.

Secara size diukur dari market cap, baik PEVE maupun SDPC tidak terlalu berbeda jauh. Market cap SDPC per 18 Januari 2023 sebesar Rp 326 miliar atau terpaut kurang dari Rp 100 miliar dari PEVE saat IPO nanti.

Namun dari sisi pendapaan, setidaknya dalam kurun waktu sejak 2019-2021, dan 2022 menggunakan metode annualized, revenue SDCP 1,6-1,9 kali lebih besar dari PEVE. Keduanya memiliki pendapatan lebih dari Rp 1 triliun dalam 3 tahun terakhir.

Revenue (Rp tn)

2019

2020

2021

2022E

PEVE

1.4

1.4

1.8

2.0

SDPC

2.7

2.6

3

3.2

SDPC/PEVE

1.9

1.9

1.7

1.6

Ditinjau dari sisi laba kotor, gross profit SDPC juga lebih besar 1,4-1,7 kali dari PEVE pada periode tersebut.

Gross Profit (Rp bn)

2019

2020

2021

2022E

PEVE

139.9

127.3

167.3

180.1

SDPC

228.8

221.7

241.8

269.7

SDPC/PEVE

1.6

1.7

1.4

1.5

Sementara itu kalau melihat dari sisi bottomline, nilainya lebih fluktuatif. Laba bersih PEVE sempat hampir 2 kali SDPC terutama pada 2021, tetapi juga sempat seper-sepuluh kali SDPC pada 2020 saat Covid-19 melanda.

Net Profit (Rp bn)

2019

2020

2021

2022E

PEVE

5.0

0.3

19.3

16.7

SDPC

7.9

2.8

9.6

31.8

SDPC/PEVE

1.6

10.4

0.5

1.9

Secara marjin terutama menggunakan marjin laba kotor, rasio profitabilitas PEVE lebih tinggi dibandingkan dengan SDPC. Sejak 2019-2021, rasio Gross Profit Margin (GPM) PEVE berhasil dipertahankan di kisaran 9%-9,8%. Sementara untuk kasus SDPC berhasil dijaga di kisaran 8,1%-8,5%.

Gross Profit Margin

2019

2020

2021

2022E

PEVE

9.8%

9.2%

9.3%

9.0%

SDPC

8.5%

8.5%

8.1%

8.4%

Namun ditinjau dari sisi net profit margin (NPM), meski keduanya tak jauh berbeda dengan rasio rata-rata di bawah 1% akan tetapi nilainya cenderung fluktuatif.

Gross Profit Margin

2019

2020

2021

2022E

PEVE

0.3%

0.0%

1.1%

0.8%

SDPC

0.3%

0.1%

0.3%

1.0%

Perlu diingat, bahwa perusahaan sekelas distributor seperti PEVE maupun SDPC cenderung memiliki marjin yang memang tipis karena tugas mereka yang hanya mendistribusikan dan tidak ikut campur dalam penentuan harga produk (pricing) di tataran produksi.

Overall, jika keduanya dibandingkan dari sisi valuasi menggunakan PER, saat IPO nanti valuasi PEVE tergolong sedikit premium ketimbang SDPC karena PER SDPC hanya sebesar 10,26 kali.

Terakhir, bicara saham IPO sebenarnya biasanya sentimen sosok atau story yang akan menjadi penentu apakah harga saham bisa menghijau beruntun sehingga sejatinya dengan backing Tancorp milik Hermanto Tanoko, saham PEVE layak pesan.

(trp/trp)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation