
'Plot Twist' CPO, Harga ke Level Terendah Sebulan!

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) menguat pada pagi hari ini. Harga CPO di Bursa Malaysia Exchange menguat tipis di sesi awal perdagangan Rabu (18/1/2023). Pada pukul 07: 30 WIB, harga CPO pada sesi awal perdagangan merangkak naik 0,32% ke MYR 3.807 /ton.
Penguatan pagi ini memperpanjang tren pergerakan kelapa sawit yang bertolak belakang dalam beberapa hari terakhir yakni menguat di pagi hari tetapi kemudian melemah pada penutupan.
Pada perdagangan Selasa (17/1/2023), harga CPO ditutup di posisi MYR 3.795 per ton. Harganya melemah 1,48%. Harga tersebut adalah yang terendah sejak 12 Desember 2022 atau sebulan lebih.
Industry & Regional Analyst Bank Mandiri, Abrar Aulia, mengatakan harga CPO melandai karena melemahnya permintaan dari sejumlah negara, terutama India.
"Penurunan harga saat ini terkait dengan permintaan India yang melemah akibat cuaca dingin di sana. Mungkin ke depannya akan ada rebalancing dari harga CPO ketika permintaan sudah kembali dari negara-negara importir utama," tutur Abrar, kepada CNBC Indonesia.
Malaysia melaporkan ekspor CPO mereka pada 1-15 Januari 2023 tercatat 409.731 ton. Jumlah tersebut ambruk 36,9% dibadingkan periode yang sama pada 1-15 Desember 2022.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan ekspor lemak dan minyak hewan/nabati (didominasi CPO) ke India mencapai US$ 496,42 juta pada Desember 2022. Nilai tersebut anjlok 16,1% dibandingkan bulan sebelumnya.
Kendati demikian, secara keseluruhan tahun 2023, ekspor CPO Indonesia ke India melonjak 57,7% menjadi US$ 5,36 miliar. India adalah importir terbesar untuk CPO dan diperkirakan menyerap 18% dari total pasokan CPO global.
Reuters juga melaporkan impor CPO Uni Eropa dari awal Juli 2022-15 Januari 2023 tercatat 1,86 juta ton. Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 3,02 juta ton.
Harga batu bara juga melandai sejalan dengan perlambatan ekonomi di China.
Biro Statistik Nasional China, Selasa (17/1/2023), mengumumkan pertumbuhan ekonomi Tiongkok sepanjang 2022 tercatat 3%, meleset dari target yang ditetapkan pemerintah sebesar 5,5%.
Pertumbuhan tersebut menjadi salah satu yang terlemah dalam 40 tahun terakhir, di samping 2020 yang hanya naik 2,2% akibat pandemi Covid-19. Adapun, pada 2021, ekonomi China melesat sebesar 8.1%.
BPS melaporkan nilai ekspor lemak dan minyak hewani/nabati Indonesia ke China anjlok 48,8% pada Desember 2022 menjadi US$ 354,12 juta.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dunia Tak Baik-Baik Saja! Harga CPO Merana, Anjlok 5%