RI Bisa Ketiban Durian Runtuh Rp8.276 T dari 8 Komoditas Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia saat ini sedang fokus menggarap hilirisasi di dalam negeri untuk peningkatan nilai tambah dan upaya menjadi Indonesia sebagai negara maju. Terdapat delapan komoditas yang rencananya akan digenjot hilirisasinya diantaranya adalah pertambangan dan kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO).
Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia menyebutkan bahwa jika hilirisasi berkembang di tanah air, diprediksi Indonesia bisa menjadi negara maju dengan nilai tambah hilirisasi yang bisa mencapai US$ 545,3 miliar atau Rp8.276 triliun (kurs Rp15.177 per US$) dari 8 komoditas pada tahun 2035.
Bahlil bilang, bahwa saat ini Indonesia sedang fokus bagaimana masuk ke investasi dengan pendekatan green energy dan green industry sebagai kesepakatan G20, Bali pada tahun lalu.
"Kalau mau negara kita dari negara berkembang ke maju kita gak bisa harapkan APBN Kita yang hanya 18% dari kontribusi GDP. Mau tidak mau kita harus hilirisasi, kita fokus sampai 2035 mencapai US$ 545,3 miliar dari 8 komoditas," kata Menteri Bahlil, Selasa (16/1/2023).
Salah satu bukti Indonesia ketiban durian runtuh dari hilirisasi, kata Bahlil, adalah hilirisasi nikel. Di mana pada tahun 2017 - 2018, nilai tambah dari sektor nikel hanya mencapai US$ 3,3 miliar. Namun, setelah hilirisasi nikel berjalan, nilai tambahnya melejit hingga US$ 20,9 miliar.
"Artinya ini adalah prospek, jadi mohon maaf kita sekarang sudah melarang beberapa komoditas kita yang kita ekspor termasuk tahun ini bauksit. Ke depan kita akan larang lagi timah, kalau kita mampu lakukan kita bisa ciptakan lapangan pekerjaan yang berkualitas," tandas Menteri Bahlil.
[Gambas:Video CNBC]
5 Ekonom Beberkan Pemicu Investasi Asing Moncer di Q3
(pgr/pgr)