Macro Insight
Siap-Siap, Menunggu Aliran Masuk Modal Asing Pekan Ini

- Kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) yang mulai menaikkan suku bunga secara moderat serta dibukanya kembali perbatasan China menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan Indonesia.
- Sentimen positif dari AS dan China diharapkan mampu meningkatkan arus modal asing ke pasar keuangan negara berkembang, termasuk Indonesia.
Dengan kenaikan suku bunga acuan The Fed yang lebih moderat maka investor diharapkan mengalihkan sebagian modalnya yang saat ini ditanam di AS ke negara berkembang.
Pasalnya, appetite untuk membeli dolar AS ataupun obligasi pemerintah AS kini berkurang sejalan dengan proyeksi melemahnya dolar AS dan yield surat utang pemerintah AS.
Pada Senin (9/1/2023) pukul 06: 30 WIB, indeks dolar melemah ke 103,85, posisi terendahnya sepanjang tahun ini.
Yield surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun juga melandai ke 3,57% atau terendah sejak 16 Desember 2022 atau lebih dari tiga pekan.
Seperti diketahui, The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis points pada Desember 2022 menjadi 4,25-4,5%.
Kenaikan sebesar 50 bps tersebut mengakhiri kenaikan agresif sebesar 75 bps selama empat kali pertemuan sebelumnya (Juni, Juli, September, Oktober 2022).
- Dibukanya kembali perbatasan China juga akan menjadi sentimen positif mengingat Tiongkok adalah negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia setelah AS.
Dengan dibukanya kembali perbatasan maka pemulihan ekonomi Negara Tirai Bambu diharapkan bisa semakin cepat.
China adalah pusat dari perkembangan ekonomi Asia sehingga kecepatan pemulihan ekonomi mereka akan sangar berdampak kepada permintaan ekspor serta investasi Tiongkok di Asia.
-Arus modal asing sudah kembali masuk ke pasar Surat Berharga Negara (SBN) tetapi di pasar saham justru masih tercatat net sell.
Data Bank Indonesia (BI) berdasarkan transaksi 2-5 Januari 2023 menunjukkan investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp 8,05 triliun. Di pasar SBN, investor asing masih mencatat net buy sebesar Rp 9,74 triliun sebaliknya di pasar saham tercatat net sell sebesar Rp 1,68 triliun.
Masih tercatatnya aksi jual pada pasar saham ini terbilang di luar kebiasaan. Pada tahun-tahun sebelumnya, pasar saham biasanya mencatat net buy pada pekan pertama Januari.
Pada pekan pertama Januari 2022, di pasar saham net buy sebesar Rp 2,19 triliun sementara pada pekan pertama Januari 201 tercatat net buy Rp 1,03 triliun dan pada awal Januari 2020 sekitar Rp 1 triliun.