Market Commentary

Thanks! Saham 'Orang Kaya' Bikin IHSG Batal Anjlok Parah Lagi

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
06 January 2023 09:44
Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau berbalik arah ke zona hijau selang beberapa menit setelah pembukaan perdagangan sesi I Jumat (5/1/2023).

Per pukul 09:27 WIB, IHSG menguat 0,35% ke posisi 6.677,26. Pada pembukaan perdagangan sesi I hari ini, IHSG dibuka melemah 0,51% di posisi 6.619,64.

Beberapa saham menjadi penopang IHSG hingga akhirnya berhasil menguat pada hari ini. Berikut saham-saham yang menjadi penopang IHSG pada perdagangan sesi I hari ini.

EmitenKode SahamIndeks PoinHarga TerakhirPerubahan Harga (%)
Bayan ResourcesBYAN16,1120.6753,50%
Adaro Energy IndonesiaADRO2,363.1601,94%
Merdeka Copper GoldMDKA2,334.2902,14%
GoTo Gojek TokopediaGOTO1,92942,17%
United TractorsUNTR1,8325.1251,82%
Astra InternationalASII1,195.4250,93%
Barito PacificBRPT1,028052,55%

SumberRefinitiv & RTI

Dari deretan top movers di atas, saham emiten batu bara milik konglomerat Low Tuck Kwong, PT Bayan Resources Tbk (BYAN), akhirnya kembali menjadi penopang IHSG terbesar pada hari ini, yakni mencapai 16,11 indeks poin.

Sedangkan di posisi kedua, terdapat lagi saham batu bara yakni PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) yang turut membantu IHSG menguat sebesar 2,36 indeks poin.

Terakhir, ada saham energi dan petrokimia yakni PT Barito Pacific Tbk (BRPT) yang juga menopang IHSG sebesar 1,02 indeks poin.

Sebelumnya pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG sempat melemah mengikuti pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street kemarin, yang ambruk hingga 1% lebih.

Namun, koreksi IHSG tak berlangsung lama. Beberapa menit setelah dibuka, IHSG rebound ke zona hijau dan menguat sekitar 0,3%.

Kondisi global yang masih dilanda ketidakpastian membuat investor sempat melepas saham-saham berkapitalisasi pasar besar beberapa hari terakhir. Apalagi, dengan adanya proyeksi ekonomi global di tahun 2023 dari beberapa lembaga besar di dunia.

Sebelumnya, Dana Moneter International (International Monetary Fund/IMF) memprediksi bahwa sepertiga dari ekonomi dunia akan berada dalam resesi. Bahkan, tiga mesin utama ekonomi dunia yaki Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, dan China juga dipredikisi ekonominya kembali melambat.

"Kami memperkirakan sepertiga dari ekonomi dunia akan berada dalam resesi," kata Kristalina Georgieva, Direktur Pelaksana IMF kepada CBS, dikutip Reuters, Senin (2/1/2023).

"Tahun 2023 akan lebih sulit dari tahun lalu karena ekonomi AS, Uni Eropa dan China akan melambat", pungkasnya.

Selain IMF, ada juga Bank of America, di mana ekonom memprediksi Negeri Paman Sam akan mengalami resesi di kuartal I-2023, saat produk domestik bruto (PDB) mengalami kontraksi 0,4%.

"Kabar buruknya di 2023, proses pengetatan moneter akan menunjukkan dampaknya ke ekonomi," kata ekonom Bank of America, Savita Subramanian, sebagaimana dilansir Business Insider, akhir November lalu.

Sementara itu survei yang dilakukan Reuters pada November 2022 terhadap para ekonom menunjukkan kemungkinan resesi terjadi di Zona Euro sebesar 78%, naik dari survei Oktober 2022 sebesar 70%.

PDB Eropa di kuartal IV-2022 diperkirakan akan mengalami kontraksi 0,4%, begitu juga pada periode Januari - Maret 2022. Sehingga secara teknis disebut mengalami resesi pada 3 bulan pertama tahun ini.

Berdasarkan data Trading Economics, nilai perekonomian Uni Eropa pada 2021 sebesar US$ 17,2 triliun, sementara total perekonomian global sebesar US$ 96,5 triliun. Artinya, Uni Eropa sudah mewakili 17,8% dari total PDB global.

Meski ada ramalan buruk ekonomi global 2023 oleh IMF, tetapi sejatinya, ekonomi Indonesia masih cukup baik.

IMF menilai, Indonesia memiliki fundamental ekonomi yang kuat, sehingga mampu menghadapi gejolak ekonomi global dengan baik. Perekonomian Indonesia relatif lebih baik daripada negara-negara lain.

Indonesia diyakini akan melewati tahun dengan dengan posisi yang jauh lebih kuat daripada negara lain. IMF mempertahankan proyeksi ekonomi Indonesia untuk tahun ini sebesar 5,3%. Namun, memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dari 5,2% menjadi 5% pada 2023.

Indonesia Mission Chief, Asia and Pacific Department, IMF, Cheng Hoon Lim membenarkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih tinggi dibandingkan negara lain.

"Indonesia sangat beruntung mendapatkan keuntungan dari tingginya harga komoditas dan kuatnya permintaan eksternal," ujar Lim dalam wawancara dengan CNBC Indonesia pada Oktober 2022, dikutip Minggu (1/1/2023).

TIM RISET CNBC INDONESIA

Sanggahan: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham terkait. Keputusan investasi sepenuhnya ada pada diri anda, dan CNBC Indonesia tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(chd)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation