IPO Watch

Saham Pipa Migas Baru Melantai, Layak Beli?

Riset, CNBC Indonesia
05 January 2023 10:35
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan produsen pipa industri minyak dan gas (migas) PT Sunindo Pratama Tbk sedang dalam masa penawaran saham perdana (IPO) dengan menawarkan 600 juta saham baru.

Menurut prospektus IPO perusahaan, jumlah saham baru tersebut setara dengan 24,00% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan pasca-IPO.

Harga penawaran saham anyar IPO perusahaan yang akan menggunakan kode ticker SUNI tersebut sebesar Rp300/saham. Dus, potensi dana yang akan diraup Sunindo mencapai Rp180 miliar.

Soal jadwal, periode penawaran umum sedang berlangsung sejak 2 Januari 2023 hingga Kamis ini (5/1). Masa penjatahan juga dilakukan pada Kamis (5/1) untuk kemudian tahap distribusi pada Jumat (6/1).

Nantinya, Sunindo akan resmi melantai di bursa pada Senin pekan depan (9/1).

Menimbang IPO SUNI

Lantas, apakah saham IPO SUNI layak dibeli?

Secara umum, dana hasil IPO perseroan akan digunakan untuk konsolidasi kepemilikan saham di anak usaha, pelunasan utang, dan modal kerja baik anak usaha maupun perusahaan.

Rinciannya, pertama, sekitar 40,14% atau sekitar Rp70,66 miliar akan digunakan untuk pembelian sekitar 39,96% saham PT Rainbow Tubulars Manufacture (PT RTM).

RTM adalah anak usaha Sunindo yang saat ini sebanyak 60,00% sahamnya telah dimiliki oleh perseroan.

Kedua, sekitar 42,60% atau sekitar Rp75 miliar akan digunakan untuk pelunasan sebagian utang usaha PT RTM kepada supplier dan modal kerja PT RTM untuk pembelian kebutuhan bahan baku dan bahan pendukung serta untuk membiayai kegiatan operasional PT RTM.

Ketiga, sekitar Rp30,38 miliar atau sekitar 17,26% bakal digunakan untuk modal kerja perseroan, termasuk untuk pembelian kebutuhan bahan baku dan bahan pendukung serta untuk membiayai kegiatan operasional Perseroan.

Mari kita lihat sejenak 'jeroan' perusahaan.

Dari sisi kinerja top line teranyar, pendapatan Sunindo tumbuh 88,9% secara tahunan (yoy) menjadi Rp245,08 miliar hingga semester I 2022.

Sementara, bottom line perseroan juga tumbuh positif, terlihat dari kenaikan laba bersih hingga 207,39% yoy menjadi sebesar Rp27,69 miliar per 30 Juni 2022.

Soal rasio profitabilitas, return on equity (ROE) SUNI sebesar 9,93% dan return on assets (ROA) 7,29%. Secara umum, angka tersebut berada di bawah rerata industri yang masing masing 27% (ROE) dan 14,9% (ROA).

Dari rasio likuiditas atau kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban (termasuk pembayaran utang), debt to equity ratio (DER) SUNI sebesar 36%, berada di bawah rule of thumb 100%.

Artinya, total modal (ekuitas) lebih besar dari total kewajiban (liabilitas) perseroan.

Sementara, dari rasio valuasi, saham SUNI tidak tergolong murah.

Rasio harga saham dibandingkan dengan laba per saham (PER) SUNI sekitar 17 kali, lebih mahal dari industri (4,8 kali).

Metrik populer lainnya, harga saham dibandingkan dengan nilai buku perseroan (PBV) SUNI diperikirakan sebesar 1,6 kali, terbilang setara dengan rerata rasio industri (1,6 kali)

Nantinya, saham SUNI akan memiliki kapitalisasi pasar (market cap) Rp750 miliar, tergolong small cap.

Prospek ke Depan

Mengutip prospektus IPO SUNI, berdasarkan data SKK Migas, Indonesia masih memiliki peluang investasi yang sangat besar pada kegiatan hulu migas, pasalnya terdapat 128 basin yang sangat potensial untuk dieksplorasi.

Dari 128 basin, 20 diantaranya sudah beroperasi, 19 sudah di drill dan ditemukan hydrocarbon dan 68 basin masih belum di drill.

SKK Migas juga memprediksi industri migas akan terus tumbuh hingga tahun 2030-2050 sehingga diharapkan kegiatan produksi dan supply juga akan mengalami kenaikan.

Menurut manajemen Sunindo, tingginya harga minyak dunia saat ini juga membawa dampak positif bagi Indonesia karena akan menarik investasi di industri hulu migas.

Apalagi, perusahaan yang memiliki klien mulai dari Pertamina Group hingga PT Elnusa Fabrikasi Konstruksi ini punya keunggulan khusus.

Sunindo memiliki penguasaan pangsa pasar yang dominan untuk produk seamless pipe tubing yang mencapai sekitar ±70% dari total market share.

Pengunaan dana IPO yang nantinya akan digunakan untuk melunasi hutang membuat IPO ini menjadi kurang menarik. Perseroan juga tidak menawarkan bonus waran untuk mempermanis pemesan IPO. Hal tersebut yang menyebabkan saham SUNI layak diabaikan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Sanggahan : Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham terkait. Keputusan investasi sepenuhnya ada pada diri Anda, dan CNBC Indonesia tidak bertanggungjawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(trp/trp)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation