Big Stories 2022

Bagi Emas, "Senjata" The Fed Lebih Mematikan Ketimbang Putin

Maesaroh, CNBC Indonesia
29 December 2022 10:25
Peleburan emas
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan emas pada tahun ini lebih banyak diwarnai dengan kabar negatif. Harga emas sempat terbang setelah perang Rusia-Ukraina meletus tetapi ambruk tidak bertenaga karena kebijakan moneter agresif bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed).

Emas hanya mampu melambung pada awal perang Rusia-Ukraina. Sang logam mulia juga mampu naik tipis-tipis begitu ada gejolak ketegangan dalam perang Rusia-Ukraina atau pada awal-awal isu resesi di AS muncul.

Selebihnya, emas tertunduk lesu begitu The Fed menaikkan kebijakan suku bunga atau data ekonomi AS bergerak mendukung ketatnya kebijakan The Fed.

The Fed sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 425 bps sejak Maret tahun ini menjadi 4,25-4,50 bps. Sepanjang periode tersebut, emas sudah melemah US$ 112,49 atau 5,9%.

"Kita benar-benar dihadapkan pada lingkungan inflasi tinggi yang membuat The Fed sangat agresif. Faktor ini menghilangkan appetite emas sebagai aset investasi yang aman. Investor melihat emas sudah tidak bisa dijadikan hedging dan aset aman yang memadai," tutur analis dari TD Securities Daniel Ghali, kepada Reuters.

Kenaikan suku bunga The Fed selalu membuat emas terkapar karena keputusan tersebut akan melambungkan dolar AS dan yield surat utang pemerintah AS.

Kondisi tersebut akan membuat emas kurang menarik karena semakin mahal. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan yield membuat emas semakin ditinggalkan investor.

Emas mengawali perjalanan tahun ini di posisi US$ 1.800, 4 per troy ons. Sempat terjerembab ke bawah US$ 1.700 per troy ons pada 6-7 Januari 2022, harga emas melonjak saat ketegangan Rusia-Ukraina meningkat.

Perang Rusia-Ukraina meletus pada 24 Februari 2022 dan harga emas mengangkasa dari US$ 1.907,55 pada 23 Februari menjadi US$ 2.052,41 per troy ons pada 8 Maret 2022. Posisi tersebut adalah yang tertinggi sejak Agustus 2020 atau nyaris dalam dua tahun.

The Fed sebenarnya sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis points pada 17 Maret 2022. Inflasi AS yang terus melaju di atas 8% pada April dan ekspektasi kenaikan inflasi membuat pasar memperkirakan The Fed akan agresif pada Mei. Emas pun langsung goyang.

Memasuki 25 April, emas mulai terpental dari level US$ 1.900 tetapi sempat melonjak dan menyentuh US$ 1.978,5 per troy ons pada 18 April. Lonjakan harga emas disebabkan buntunya perundingan Rusia dan Ukraina.

Emas mendapat tekanan hebat begitu data inflasi AS keluar pada pertengahan Mei. Inflasi AS melambung ke 8,6% pada Mei atau level tertinggi dalam 41 tahun terakhir

Sang logam mulia melemah setelah itu dan menyentuh US$ 1.811 per troy ons pada 13 Mei karena ada kenaikan suku bunga sebesar 50 bps. Emas sempat melambung kembali pada awal Juni karena kembali meningkatnya ketegangan perang Rusia-Ukraina.

Namun, emas langsung layu begitu The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bps pada 16 Juni hingga menyentuh US$ 1.806 per troy sons pada  30 Juni.



Kilau emas semakin luntur dan turun ke kisaran US$ 1.700 pada 5 Juli 2022 karena tingginya ekspektasi pasar mengenai kebijakan hawkish The Fed.

Nasib emas mulai membaik pada awal Agustus bahkan kembali ke kisaran US$ 1.801 pada 12 Agustus setelah AS dan China bersitegang karena kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan.

Kebijakan hawkish The Fed pada pertengahan Agustus membuat emas terkapar. Emas memang sempat menguat pada akhir Agustus karena isu resesi tetapi setelah itu layu lagi karena The Fed menegaskan kebijakan hawkishnya.

Dolar AS sempat melambung ke level tertingginya dalam 20 tahun pada akhir September. Emas pun kemudian ambruk le level terendah sejak April 2020 atau 2,5 tahun yakni di posisi US$ 1.621,57.

Emas mulai membaik menjelang akhir tahun setelah The Fed berjanji untuk menaikkan suku bunga secara moderat. The Fed memenuhi komitmen itu dengan hanya menaikkan suku bunga sebesar 50 bps pada Desember setelah menaikkan suku bunga 75 bps pada Juni, Juli, September, dan November 2022.

Sepanjang tahun ini, emas hanya menguat pada Februari (6,2%), Maret (1,5%), November (8,3%), dan Desember (2,1%).

Selebihnya emas melemah yakni melandai 1,7$ pada Januari, April melemah 2,1%, kemudian ambruk 3,1% pada Mei, jatuh 1,6% pada Juni, Anjlok 2,3% pada Juli, jeblok 3,1% pada Agustus, melemah 3% pada September serta menyusut 1,6% pada Oktober.

Pada perdagangan hari ini, Kamis (29/11/2022) pukul 08:02 WIB, harga emas dunia di pasar spot menyentuh US$ 1.805,35 per troy ons. Harga emas menguat 0,07%.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular