Big Stories 2022

CPO Kena Blacklist Eropa, Rp 44,5 Triliun Bisa Melayang!

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
28 December 2022 06:50
PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJ)
Foto: Infografis/ Aturan Dagang Uni Eropa/ Edward Ricardo

Melansir laman WWF, yang merupakan organisasi yang bergerak di bidang lingkungan, bahwa Uni Eropa juga bersalah atas penggundulan hutan tropis yang terjadi di negara-negara berkembang.

Menurut laporan WWF bahwa UE adalah salah satu importir produk terkait deforestasi tropis dan emisi terbesar di dunia setelah China. Pada 2017, UE berkontribusi 16% atas perdagangan internasional terkait deforestasi dengan total 203.000 hektar dan 116 juta ton emisi CO2.

Sementara, China memiliki porsi 24% dan mengantarkannya sebagai jajaran nomer satu sebagai importir terbesar deforestasi. Posisi ketiga terdapat India dengan porsi 9%, disusul oleh Amerik Serikat (AS) dengan bobot 7% dan Jepang 5%.

Di dalam area Uni Eropa sendiri, WWF juga menemukan bahwa rata-rata 43.700 hektar hutan dibabat setiap tahunnya untuk menghasilkan barang impor ke Jerman pada 2005 hingga 2017. Secara total, 80% kerusakan hutan akibat impor di seluruh UE dilakukan oleh 8 negara ekonomi terbesar.

Maka dari itu, demi menurunkan angka pembabatan hutan atau deforestasi, bukan hanya menjadi tanggungjawab negara-negara penghasil komoditas saja, tetapi juga merupakan tanggungjawab negara-negara importir.

Dengan permintaan minyak kelapa sawit yang diprediksikan akan terus tumbuh, maka ada kekhawatiran bahwa angka deforestasi akan meningkat.

Lantas, bagaimana RI Bisa Terus Produksi CPO Tanpa Deforestasi?

Sejatinya, para pelaku usaha dan pemerintah telah berusaha meyakinkan global dengan mengampanyekan sustainable development. Salah satunya dengan menerapkan sertifikasi keberlanjutan melalui Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) sebagai tandingan dari sertifikasi Rountable Sustainable Palm Oil (RSPO) yang dibidani oleh UE.

Secara umum, tujuan kedua sertifikasi sama yakni mendukung industri kelapa sawit yang berkelanjutan dengan tanggungjawab terhadap lingkungan.

Dengan sertifikasi RSPO dan ISPO, konsumen akan mengetahui bahwa produk kelapa sawit tersebut berasal dari produsen yang peduli terhadap pelestarian lingkungan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aaf/aaf)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular