Big Stories 2022

Kripto Tak Seindah Prediksi, Bitcoin Cs Hancur Lebur!

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
27 December 2022 07:50
Sam Bankman-Fried, yang mendirikan dan memimpin FTX sampai krisis likuiditas memaksa pertukaran cryptocurrency untuk menyatakan kebangkrutan, dikawal keluar dari gedung Pengadilan Magistrate setelah penangkapannya, di Nassau, Bahamas 13 Desember 2022. (REUTERS/DANTE CARRER)
Foto: Sam Bankman-Fried, yang mendirikan dan memimpin FTX sampai krisis likuiditas memaksa pertukaran cryptocurrency untuk menyatakan kebangkrutan, dikawal keluar dari gedung Pengadilan Magistrate setelah penangkapannya, di Nassau, Bahamas 13 Desember 2022. (REUTERS/DANTE CARRER)

Setelah beberapa bulan setelah kejadian 'klimaks' Celsius dan 3AC pada Juni-Juli lalu, krisis kembali menghantui pasar kripto, di mana bursa kripto terbesar kedua di dunia yakni FTX pun tak luput dari krisis parah kripto.

Awal hingga pertengahan November lalu menjadi awal mula terjadinya krisis FTX dan memicu 'longsor' untuk ketiga kalinya di pasar kripto.

Awal mula krisis likuiditas yang membuat heboh di kalangan investor adalah berasal dari situs berita kripto, CoinDesk pada 2 November lalu melaporkan adanya kebocoran balance sheet Alameda Research, perusahaan afiliasi FTX yang sangat bergantung pada token utilitas FTX, yakni FTX Token (FTT).

Alameda tidak hanya memiliki banyak FTT di neraca, tetapi juga telah menggunakan FTT sebagai jaminan pinjaman. Eksekutif menyangkal hal ini dan mengatakan itu melukiskan gambaran yang tidak lengkap yang tidak mencerminkan lindung nilai (hedging) yang mengimbangi pertukaran yang ada.

Beberapa hari setelah kabar tersebut tersebar, FTT senilai US$ 584 juta ditransfer ke bursa kripto Binance sebagai bagian dari proses likuidasi. CEO Binance Changpeng Zhao kemudian menegaskan ini adalah langkah yang disengaja. Hal tersebut memicu penarikan FTT besar-besaran.

Di tengah kisruh ini, Caroline Ellison, CEO Alameda menuliskan di akun Twitter-nya menawarkan untuk membeli kembali FTT dengan harga pasar yang berlaku saat itu. Dia juga men-tweet bahwa Alameda Research memiliki aset US$ 10 miliar yang tidak dilaporkan dalam neraca yang bocor.

Kemudian pada 7 November lalu, harga FTT terus menurun dan Alameda mulai menjual token Solana (SOL) untuk menjaga harga FTT di atas US$ 22 per keping.

Sementara itu, Zhao menjual FTT untuk membeli token Binance (BNB).  FTX hentikan penarikan aset, namun CEO FTX, Sam Bankman-Fried (SBF) menyatakan jika FTX masih baik-baik saja, aset-aset juga baik-baik saja, yang saat ini tweet-nya sudah dihapus.

Pada Selasa pekan lalu, penurunan FTT makin tak terhindarkan akibat penarikan besar-besaran oleh trader yang memegang token tersebut. Pada akhirnya FTT anjlok 72%.

SBF kemudian meminta bantuan pada Zhao dan pemilik Binance tersebut mengatakan akan mengakuisisi FTX namun perlu melakukan due diligence lebih dulu.

Dua hari kemudian, Binance pun mengurungkan niatnya untuk mengakuisisi FTX, karena Zhao menilai masalah FTX terlalu besar untuk diatasi. Mulai dari sini, regulator Amerika Serikat (AS) dilaporkan mulai menyelidiki FTX karena masalah likuiditas dan dugaan penyelewengan dana.

Alhasil, setelah Binance batal mengakuisisi FTX, pasar merespons negatif dengan melepas kepemilikannya di kripto, termasuk di Bitcoin dan Ethereum, yang membuat harganya kembali merana, setelah sempat pulih.

SBF pun mengumumkan bahwa Alameda akan menghentikan perdagangan pada hari Kamis sebagai upaya untuk menyelamatkan FTX. Namun, SBF belum menyerah dan masih berusaha untuk mencari cara untuk meningkatkan likuiditas.

Tetapi bagaimanapun, krisis FTX memang sudah sulit untuk ditanggulangi dan terancam dilanda kebangkrutan. FTX masih membutuhkan dana sekitar US$ 9,4 miliar. SBF dilaporkan dalam pembicaraan untuk mengumpulkan uang dari pertukaran saingan OKX dan penerbit stablecoin Tether (USDT).

Dia juga mencari suntikan dana dari investor FTX saat ini, termasuk Sequoia Capital. Dia berhasil mencapai kesepakatan dengan Justin Sun, pendiri jaringan blockchain Tron, untuk memungkinkan pemegang token terkait Tron menarik kepemilikan mereka dari FTX.

Pada 11 November, FTX pada akhirnya mengajukan kebangkrutan Chapter 11. Manajemen FTX juga mengumumkan bahwa SBF mengundurkan diri sebagai CEO. Kini SBF tengah menghadapi serangkaian sidang atas dugaan penyebab krisis yang terjadi di FTX dan Alameda.

(chd/chd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular