CNBC Indonesia Research

Jokowi Ekspor Bauksit, Cek Prospek Emitennya!

M Malik Haknuh, CNBC Indonesia
23 December 2022 17:35
Jokowi Resmi Setop Ekspor Bijih Bauksit Per Juni 2023 (CNBC Indonesia TV)
Foto: Jokowi Resmi Setop Ekspor Bijih Bauksit Per Juni 2023 (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Belakangan ini Presiden Indonesia Jokowi Widodo (Jokowi) lagi-lagi mengeluarkan kebijakan larangan ekspor bijih mentah hasil tambang, walaupun sebelumnya larangan ekspor biji nikel sempat diintervensi WTO. Kali ini, mantan Wali Kota Solo itu melarang ekspor bijih mentah bauksit.

Lantas siapa dan bagaimana prospek pemain di industri bauksit ini? Dan bagaimana mereka memanfaatkan momentum kebijakan larangan ekspor bijih mentah bauksit?

Berbicara tentang bauksit tentunya tak lepas dari emiten yang bernama PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA), dimana bisnis utama perseroan bergerak di bidang pertambangan dan penggalian bijih logam (bauxite).

Melansir dari Laporan Tahunan nya, diberitahukan bahwa CITA melakukan kegiatan pertambangan bauksit yang kemudian menghasilkan Metallurgical Grade Bauxite (MGB) dan memproduksi smelter grade alumina (SGA) melalui entitas asosiasi PT Well Harvest Winning Alumina Refinery (WHW).

Penggunaan bauksit

Berdasarkan laman Kementerian Perindustrian, bijih bauksit merupakan batuan yang mengandung tiga mineral utama dan berkaitan dengan mineral silikat dan biasanya dijadikan bahan baku untuk membuat aluminium. Selain itu, bauksit dapat diolah untuk pemurnian air, kosmetika, farmasi, keramik dan plastik filler.

Aluminium sendiri banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari; mulai dari pembuatan sendok, garpu, pisau sampai menjadi bahan baku body mobil bahkan pesawat terbang.

Di tengah kebijakan pemerintah dalam meningkatkan perkembangan Electric Vehicle (EV). Bauksit adalah salah satu bahan baku penting untuk memproduksi semikonduktor dan untuk membangun ekosistem kendaraan listrik dari hulu sampai ke hilir. Bersama nikel dan mineral lainnya, bauksit juga mendukung industri baterai kendaraan listrik ke depan.

Model bisnis CITA

Dalam fase awal bisnis, bauksit mentah yang didapat dari pertambangan diolah untuk menjalani proses benefisiasi sehingga menjadi Metallurgical Grade Bauxite (MGB). Pada fase ini, MGB biasanya memiliki kadar aluminium sekitar 45%-48%. MGB merupakan bahan baku dari proses pemurnian untuk menjadi Alumina di pabrik WHW.

Setelah proses MGB selesai, langkah berikutnya adalah me-refinery MGB pada fasilitas pengolahan dan pemurnian untuk dijadikan smelter grade alumina (SGA), setelah SGA selesai diproses ini akan menjadi bahan baku dasar dalam pembuatan aluminium.

Sejalan dengan kebijakan larangan ekspor bijih mentah bauksit, sejak 2013, CITA telah memulai pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian SGA di Kalimantan Barat melalui PT Well Harvest Winning Alumina Refinery (WHW). Pembangunan ini dilakukan dengan tujuan agar dapat meningkatkan nilai tambah dari mineral bauksit.

Pada tahun 2016, fasilitas pemurnian mulai beroperasi dan menjadikan CITA sebagai perusahaan penghasil SGA pertama melalui entitas asosiasi WHW dan menjadi SGA yang pertama dan satu-satunya di Indonesia berkapasitas 1 juta ton Smelter Grade Alumina (SGA) per tahun.

Kemudian pada tahun 2022, perseroan pun fokus pada proses pembangunan fase II fasilitas pemurnian SGA yang sudah mencapai 98,67%. Berdasarkan hasil penilaian, WHW sudah melakukan uji produksi pada fasilitas pembangunan fase II, dan akan segera mulai beroperasi setelah penyelesaian proses pembangunan secara penuh.

Hasil produksi SGA yang dihasilkan sebagian besar diekspor ke luar negeri dan diserap untuk kebutuhan dalam negeri. Pembangunan fasilitas pemurnian SGA ini pun diharapkan akan memberikan dampak positif bagi kinerja CITA di tahun-tahun mendatang.

Jika dilihat dari sisi porsi kepemilikan PT Well Harvest Winning Alumina Refinery (WHW), CITA memiliki 30% saham WHW, sedangkan sisanya dimiliki oleh China Hongqiao Group Limited sebanyak 56%, Winning Investment (HK) Company sebanyak 9%, dan Shandong Weiqiao Aluminium and Electricity Co., Ltd sebanyak 5%.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Prospek CITA Dalam Industri Bauksit

Melansir data Laporan Tahunan CITA, per Maret 2021, total cadangan bauksit CITA sebesar 144,50 juta wmt (tercuci), termasuk semua cadangan terkira dan terbukti. Dengan kandungan aluminium oksida (AI2O3) sebesar ~47,68%-48,26%, tentu saja jumlah cadangan ini tergolong masih cukup banyak.

bauksit

Jumlah terbesar produksi bauksit CITA adalah 11 juta wmt MGB yaitu pada 2020-dan jika kita membandingkan total cadangan CITA dengan total produksi terbesar pada 2020, maka cadangan CITA masih cukup untuk memproduksi sampai 13 tahun ke depan, dengan asumsi jumlah produksi tahunan sama dengan tahun 2020. Ditambah jika mengkalkulasikannya terhadap total sumber daya sebesar 334,20 juta wmt maka CITA masih dapat memproduksi bauksit sampai 30 tahun ke depan.

idr

Kinerja Keuangan

Sepanjang tahun 2021, Perseroan berhasil mencatatkan penjualan senilai Rp 4,58 triliun, meningkat Rp 233,71 miliar atau 5,38% dibandingkan tahun 2020. Kemudian pada kuartal II-2022 pun perseroan berhasil mencatatkan kenaikan penjualan yang melonjak 21% menjadi Rp 2,6 triliun vs kuartal II-2021 Rp 2,1 triliun.

Kemudian, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 568,34 miliar pada tahun 2021 yang mengalami penurunan sejumlah 12,55% dibandingkan tahun 2020 disebabkan oleh kenaikan beban penjualan dan beban pokok penjualan.

Namun pada kuartal II-2022 perseroan mulai berhasil membukukan kenaikan laba bersih sebesar 41% menjadi Rp 431,34 miliar lebih tinggi jika dibandingkan kuartal II-2021. Hal ini pun mengindikasikan bahwa manajemen sudah mampu mengelola beban pokok penjualan dengan lebih efisien.

Valuasi

CITA saat ini berada di level harga Rp 3.280 per lembar saham dan divaluasikan di PER 15,05x dan PBV 3,31x. ROE 22% dan net profit margin 16,31%. Melansir data RTI Anaytics, DER CITA saat ini pun tercatat di level 0.26x dan gearing di level 0.06x, menunjukkan bahwa posisi neraca CITA cukup kuat dan hampir tidak memiliki utang berbunga.

Dengan level neraca yang tergolong lumayan sehat dan mampu menghasilkan tingkat ROE dan margin yang cukup tinggi, apakah valuasi CITA membuat saham ini menarik untuk dikoleksi? 

Sanggahan: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham terkait. Keputusan investasi sepenuhnya ada pada diri anda, dan CNBC Indonesia tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular