
Dunia "Gelap" Tahun Depan, Tapi Pengusaha Yakin RI Akan Cerah

Jakarta, CNBC Indonesia - Situasi perekonomian dunia pada tahun depan diprediksikan tidak mudah. Ancaman resesi pun sudah marak digaungkan.
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pun menyebut, semua negara kini tengah bersiap dan mengantisipasi kemungkinan jatuh ke jurang resesi.
"Situasi yang sangat sulit diprediksi. Sulit dihitung dan teori standar semuanya sudah sulit kita pakai lagi. Semuanya keluar bukan dari pakem yang ada," ungkap Jokowi dalam acara Outlook Perekonomian Indonesia Tahun 2023, di Ball Room Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Rabu (21/12/2022).
Lantas, bagaimana kesiapan pengusaha dalam mengantisipasi pergolakan ekonomi yang tidak menentu ini?
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas mengungkapkan, Indonesia akan menemukan titik terang atas ketidakpastian keadaan dunia saat ini. Dia yakin Indonesia akan bertahan dan memiliki resiliensi dengan memaksimalkan sektor pertambangan dalam negeri.
"Tahun depan kita tahu, tahun depan diperkirakan akan gelap. Tapi Pak Presiden dan kami pelaku usaha yakin titik terangnya ada di Indonesia," ungkapnya kepada CNBC Indonesia pada program acara Mining Zone, dikutip Jumat (23/12/2022).
Alasan di balik keyakinannya tersebut adalah berkat sektor pertambangan dan sumber daya alam yang dimiliki negeri ini. Tony menilai resiliensi Indonesia dalam menghadapi krisis saat ini adalah berkat mendominasinya sektor tambang.
"Salah satu resiliensi Indonesia menghadapi krisis atau resesi yang sudah di depan mata ini juga adalah berkat sektor sumber daya alam. Antara lain, termasuk juga sektor pertambangan yang begitu dominan," ucapnya.
Tony mengatakan, pertambangan berhasil mendongkrak perekonomian di Indonesia, termasuk komoditas nikel, batu bara, tembaga, dan timah. Dia menyebut pertambangan di Indonesia berhasil mencetak profit yang melambung tinggi.
"Kita lihat kalau di angka-angka yang dihasilkan dari perusahaan tambang ini quarter yang terakhir ini. Kan kita lihat pelonjakan yang sangat tinggi lah, perusahaan-perusahaan tambang mencetak profit yang hampir semua perusahaan minerba mengalami lonjakan keuntungan," tuturnya.
Menurutnya, Indonesia adalah pemain utama dalam pertambangan, termasuk pada komoditas nikel, tembaga, batu bara, dan bauksit. Oleh karena itu, Tony menilai hal tersebut perlu dioptimalkan sebagai modal utama Indonesia dalam mencapai pertumbuhan ekonomi di masa mendatang.
"Kalau dilihat cadangan di Indonesia ini, kita kan the big player untuk nikel, untuk tembaga, untuk bauksit, untuk batu bara, we are the big player, dan juga untuk beberapa mineral lainnya. Ini keuntungan yang kita miliki, ini perlu di-capitalize, maksudnya dijadikan suatu modal utama dalam rangka untuk mencapai pertumbuhan ekonomi," tegasnya.
Seperti diketahui, upaya pemerintah dalam mendongkrak nilai tambah komoditas tambang adalah melalui hilirisasi. Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi melarang ekspor mineral mentah berupa bijih bauksit mulai Juni 2023.
Sejatinya, pelarangan ekspor bijih bauksit itu sudah tertuang dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (UU Minerba).
"Mulai Juni 2023 pemerintah akan memberlakukan pelarangan ekspor bijih bauksit dan mendorong industri pengolahan dan pemurnian bauksit di dalam negeri," terang Presiden Jokowi, di Istana Negara, Rabu (21/12/2022).
Pelarangan ekspor bauksit keluar negeri guna Indonesia mendapatkan nilai tambah dari hasil ekspor. Makanya, Jokowi menekankan, supaya industri di dalam negeri bisa mengembangkan hilirisasi bauksit.
"Dari industrialisasi bauksit di dalam negeri ini kita perkirakan pendapatan negara akan meningkat dari Rp 21 triliun menjadi sekitar kurang lebih Rp 62 triliun. Pemerintah akan terus konsisten melakukan hilirisasi di dalam negeri agar nilai tambah dinikmati di dalam negeri untuk kemajuan dan kesejahteraan rakyat," terang Jokowi.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Di Tengah Larangan Ekspor, Freeport Kebut Pembangunan Smelter
