
Cuan Dagang 31 Bulan, RI Harusnya Banjir Dolar AS 609 Miliar

Namun, rekor ekspor demi ekspor tidak membuat cadev melonjak. Pada Agustus dan September 2021, cadev memang mencetak rekor dua bulan beruntun. Pada akhir Agustus 2021 tercatat US$ 144,78 miliar sementara pada September 2022 senilai US$ 146,9 miliar.
Sebagai catatan, pada periode tersebut belum ada tren kenaikan suku bunga global sehingga deposito dolar Amerika Serikat (AS) di perbankan Singapura masih rendah yakni di kisaran 0%.
Cerita berbeda terjadi pada tahun ini. Rekor surplus yang terjadi pada April dan Agustus 2022 tidak berimbas ke cadev.
Saat ekspor mencetak surplus pada April dan Agustus, cadev justru anjlok. Posisi cadev per akhir April 2022 tercatat US$ 135,7 miliar atau turun dibandingkan Maret (US$ 139,1 miliar).
Pada akhir Agustus 2022, cadev tercatat US$ 132 miliar atau tidak bergerak dari Juli.
Jika menilik posisi cadev per Desember 2021 yang tercatat US$ 144,9 miliar maka pada tahun ini cadev sudah terkuras US$ 10,9 miliar. Padahal, surplus neraca perdagangan Januari-Oktober 2022 menembus US$ 45,52 miliar.
Kondisi ini berbanding terbalik dengan periode 2019. Posisi cadev per Desember 2019 mencapai US$ 129,18 miliar atau naik US$ 8,48 miliar sepanjang tahun tersebut.
Neraca perdagangan pada 2019 tercatat defisit sebesar US$ 3,2 miliar.
Banyaknya DHE yang diparkir di luar negeri disinyalir menjadi salah satu penyebab mengapa lonjaka ekspor tidak berdampak signiikan ke cadev. Bunga deposto yang lebih tinggi di Singapura membuat banyak DHE Indonesia diparkir di negara tersebut.
![]() Perbandingan bunga deposito di bank Indonesia dan Singapura |
Secara aturan, Indonesia memang belum bisa memaksa eksportir untuk menahan DHE nya dalam jangka waktu tertentu atau mengkonversi dolar mereka.
Aturan yang ada hanya meminta eksportir untuk melaporkan dan memasukkan DHE ke bank dalam negeri. Tidak ada kewajiban untuk menahannya dalam jangka waktu tertentu sehingga DHE bisa keluar dengan cepat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)[Gambas:Video CNBC]