
Kode BRI Setelah OJK Minta Bank Tak Buru-buru Tebar Dividen

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berpesan kepada para perbankan untuk tidak menghamburkan ketersediaan pencadangan. Ketua Dewan Komisioner OJK menyebut, tujuannya untuk mengantisipasi kondisi ekonomi global tahun depan. Bahkan, disebut-sebut akan ada badai yang sempurna atawa perfect storm yang bakal melanda perekonomian global di 2023.
Sekretaris PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Aestika Oryza Gunarto mengatakan, saat ini kondisi BRI dalam kondisi sehat, baik dari sisi permodalan maupun likuiditas serta kualitas asset.
"BRI optimistis dapat terus menjaga kinerja positif ke depan," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (22/12/2022).
Aestika memaparkan, optimisme tersebut didukung 4 faktor utama sebagai syarat pertumbuhan, diantaranya yakni, sumber pertumbuhan baru melalui integrasi holding ultra mikro, permodalan yang kuat dari CAR BRI konsolidasian 26,14%, likuiditas yang tercermin dari LDR bank konsolidasian 88,51%, serta quality of growth yaitu NPL 3,09% dan LAR 19,28%.
Sehingga, perseroan juga berkomitmen untuk membagi dividen tak kurang dari 70% laba bersih selama 3-4 tahun ke depan.
"Hal ini juga merupakan bukti nyata komitmen BRI, bahwa BRI adalah bank nya rakyat, karena keuntungan yang diperoleh akan dikembalikan kepada negara dalam bentuk dividen dan pajak," sebutnya.
Aestika juga menegaskan, untuk pencadangan, BRI telah mempersiapkan CKPN kredit senilai Rp 87,18 triliun pada akhir September 2022.
Sebelumnya, Mahendra mencemaskan, kondisi tahun depan bisa berimbas pada perekonomian domestik. "Perfect storm, walaupun pemulihan baik, tapi kami ingin ini diwaspadai," imbuh Mahendra.
"Apa yang bisa dilakukan? Bersyukur untuk tahun ini tinggi. (Tapi) perkuat cadangan, jangan buru-buru bagi dividen, nanti jika dibutuhkan itu tidak ada," sambung Mahendra.
(RCI/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Visioner! Ekonomi Jelek Atau Moncer, BRI Punya Strateginya
