RI Kekeringan Dolar AS

Jreeng! Ratusan Eksportir Ketahuan Bawa Kabur Dolar AS ke LN

Market - Maesaroh & Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
22 December 2022 06:15
bea cukai Foto: Ist

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan melaporkan, saat ini terdapat 13.000 eksportir di komoditas sumber daya alam. Dari jumlah tersebut, sebanyak 216 eksportir tidak menempatkan DHE SDA-nya di dalam negeri.

Hal tersebut pertama kali disampaikan oleh Direktur Teknis Kepabeanan DJBC, R Fadjar Donny Tjahjadi dalam acara Power Lunch CNBC Indonesia pekan lalu.

"Atas Penyampaian Hasil Pengawasan (dari BI) ini, telah kami terbitkan surat tagihan pelanggaran kepada 216 eksportir. Ini dia melakukan pelanggaran DHE SDA. [...] Jumlahnya kurang lebih Rp 53 miliar," jelas Fadjar, dikutip Kamis (21/12/2022).

Kepala Subdirektorat Ekspor Direktorat Teknis Kepabeanan Vita Budhi Sulistyo menambahkan, ke-216 eksportir dengan jumlah kurang lebih Rp 53 miliar, dihimpun dari lima kali penyampaian hasil pengawasan (PHP) oleh BI.

Vita bilang, 216 eksportir yang kena sanksi DHE SDA tersebut hanya sekira 1,66% dari total keseluruhan eksportir SDA di Indonesia yang jumlahnya mencapai kurang lebih 13.000. Sebanyak 30% eksportir diketahui sudah melakukan pelunasan. 

"Relatif kecil, orang eksportir kita ribuan. Bahkan mungkin puluhan ribu. Eksportir SDA kan 13.000-an, jadi relatif kecil," jelas Vita saat ditemui di kantornya kemarin, dikutip Kamis (21/12/2022). 

Dari ke-216 eksportir yang tidak menempatkan DHE SDA di dalam negeri tersebut, DJBC mencatat kebanyakan mereka adalah eksportir yang bergerak di sektor pertambangan. Hal ini karena jumlah eksportir di sektor ini lebih banyak dari sektor lainnya.

Berdasarkan data yang dihimpun tersebut di atas, artinya pasokan valas yang dimiliki Indonesia seharusnya besar. Karena banyak eksportir yang patuh melaporkan dan menaruh DHE SDA-nya ke dalam negeri. Namun, kenyataannya banyak dari para eksportir yang hanya sebentar menempatkan DHE SDA-nya di dalam rekening khusus di negeri dan memindahkannya ke luar negeri.

Terbatasnya pasokan dolar di dalam negeri pun dibenarkan oleh Bank Indonesia. Hal ini disampaikan saat konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada September 2022. 

Fenomena kekeringan dolar tercermin pada pertumbuhan kredit valas yang melaju kencang, namun tak disertai dengan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) valas.

Bank Indonesia (BI) mencatat, pada September 2022, pertumbuhan kredit tumbuh double digit atau sebesar 18,1%, sementara pertumbuhan penghimpunan DPK valas hanya mencapai 8,4%

"Kredit valas naik jauh lebih cepat ketimbang DPK (Dana Pihak Ketiga) valas. Banyak kredit valas ke brown sector seperti batu bara, CPO (minyak sawit mentah). Mereka nggak bisa lagi dapat dari luar, akhirnya dari dalam," jelas Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti, dikutip Kamis (21/12/2022).

"Memang terasa benar supply itu terbatas, tentunya di pasar itu kita akan berusaha melakukan stabilitas di pasar. Karena pada dasarnya kita punya fundamental dari rupiah itu sendiri," kata Destry lagi.

Banyaknya DHE yang diparkir di luar negeri membuat cadangan devisa Indonesia justru menurun di tengah lonjakan ekspor. BPS mencatat surplus perdagangan Indonesia pada Januari-November 2022 menembus US$ 50,59 miliar.

Cadangan Devisa (Cadev) pada akhir November 2022 tercatat sebesar US$ 134 miliar. Jika menilik posisi cadev per Desember 2021 yang tercatat US$ 144,9 dan cadev per akhir November sebesar US$ 134 miliar maka pada tahun ini cadev sudah terkuras US$ 10,9 miliar.


[Gambas:Video CNBC]

(cap/mij)
HALAMAN :
1 2 3
Artikel Selanjutnya

Jokowi Tambah Daftar Eksportir yang Wajib Parkir Dolar di RI

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading