
'Dipecat' Warganet, Elon Musk Cari CEO Baru Twitter

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemilik dan CEO Twitter saat ini, Elon Musk, dikabarkan tengah mencari calon eksekutif baru untuk menakhodai perusahaan berlogo burung biru.
Elon, yang mengakuisisi perusahaan sosial media tersebut dengan mahar US$ 44 miliar (Rp 682 triliun) pada bulan Oktober, sebelumnya telah mengatakan bahwa posisinya sebagai CEO akan bersifat sementara.
Pada bulan November di pengadilan AS, Musk berkata, "Saya berharap untuk mengurangi waktu saya di Twitter dan mencari orang lain untuk menjalankan Twitter dari waktu ke waktu." Namun, akhir pekan lalu, dirinya menulis dalam sebuah tweet bahwa "tidak ada penerus."
Kesaksian di pengadilan tersebut merupakan buntut kontroversi dari bonus US$ 56 miliar yang diterima oleh Elon Musk dari Twitter tahun 2018 silam. Pemegang saham Tesla dan drummer Richard Tornetta baru-baru ini menggugat Musk dan mengklaim sang CEO menggunakan dominasinya atas board Tesla untuk mendikte ketentuan paket, yang tidak mengharuskan dia untuk bekerja penuh waktu di Tesla dan diperbolehkan menjalankan beberapa perusahaan lain secara bersamaan.
'Dipecat' Warganet
Akhir pekan lalu, Elon Musk memposting jajak pendapat informal lewat akun pribadinya dan menanyakan pengguna Twitter apakah dia harus mundur sebagai CEO perusahaan, dan mayoritas dari 17 juta warganet yang merespons polling tersebut setuju agar Elon Musk meninggalkan jabatannya tersebut. Dia mengatakan hari Minggu dia akan mematuhi hasil jajak pendapat.
Sebagai catatan, jajak pendapat di Twitter tidak dapat dibandingkan dengan penelitian opini publik oleh lembaga profesional yang mengikuti kaidah dan metodologi khusus yang terbukti secara ilmiah. Bot atau akun yang tidak autentik juga dapat mendaftarkan respons ke jajak pendapat Twitter.
Meski jejak pendapat baru saja di laksanakan, hasrat Elon Musk untuk mencari kandidat baru sudah ada sejak sebelumnya, Melansir CNBC Internasional, seorang sumber yang mengetahui permasalahan tersebut mengatakan kepada jurnalis David Faber bahwa pencarian CEO baru oleh Elon Musk telah berlangsung dan dimulai sebelum jajak pendapat Twitter dibuat.
Pengambilalihan Twitter Musk dipenuhi oleh drama dan kontroversi. Selama kepemimpinannya, perusahaan yang bermarkas di San Francisco tersebut telah melakukan PHK besar-besaran. Platform sosial media tersebut juga mengalami lonjakan tinggi atas ujaran kebencian dan rasisme yang mengakibatkan pengiklan melarikan diri atau memangkas pengeluaran mereka di platform tersebut.
Kontroversi lainnya termasuk pemulihan akun yang sebelumnya dilarang, serta baru-baru ini Twitter juga menangguhkan akun sejumlah jurnalis yang rajin mengkritisi keputusan dam sering berbeda pandangan dengan Elon Musk.
Kisruh pasca Elon Musk mengakuisisi dan menakhodai Twitter telah menimbulkan kekhawatiran tentang prospek dari perusahaannya yang lain.
Musk diketahui telah menjual saham Tesla senilai miliaran dolar tahun ini untuk membiayai pengambilalihan Twitter. Dia juga menarik sejumlah pekerja dari Tesla, SpaceX, dan Boring Co., termasuk eksekutif, insinyur, dan pengacara, untuk membantunya di Twitter. Musk sendiri merupakan CEO Tesla dan SpaceX, serta pendiri Boring Co.
Pada hari Senin, Senator Elizabeth Warren, D-Mass., menulis kepada ketua dewan Tesla, Robyn Denholm, menyatakan keprihatinan bahwa Musk dan dewan mungkin telah melanggar kewajiban hukum kepada pemegang saham Tesla.
Anggota parlemen, yang telah berdebat dengan Musk di masa lalu tentang gagasan pajak kekayaan, meminta dewan untuk menjawab pertanyaan spesifik tentang dugaan penyalahgunaan sumber daya Tesla dan konflik kepentingan akibat pembelian Twitter oleh Musk.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kesekian Kalinya Elon Musk Jual Saham Tesla, Kali Ini Rp 55 T