OJK Ungkap Masih Ada 2 Bank Kurang Modal, Apakah Ini?

teti purwanti, CNBC Indonesia
Selasa, 06/12/2022 14:10 WIB
Foto: Dian Ediana Rae (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan jika masih ada dua bank yang belum memenuhi ketentuan modal minimum Rp 3 triliun.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan Dian Ediana Rae mengatakan, pihaknya sudah menghitung dan dengan aksi merger, sisanya yang belum memenuhi ketentuan ada 1 sampai 2 bank.

"Sudah dihitung dengan merger sisa 1-2 bank saja, saya optimis semua akhirnya bisa selesaikan pada waktunya," kata Dian dalam keterangan pers virtual, Selasa (6/12/2022).


Dirinya menambahkan soal modal inti, sampai saat ini dari 37 bank yang awalnya belum memenuhi syarat, hampir seluruhnya sudah berhasil comply. Namun, sebagian masih dalam proses dikarenakan mereka perusahaan publik, dan tengah melakukan rights issue di pasar modal.

Diketahui ada 2 bank yang hingga kini belum menyampaikan action plan mereka demi memenuhi ketentuan modal inti bank tersebut. Ketiganya adalah Bank SBI Indonesia, dan Bank Prisma Master.

Mengingat waktu yang sudah semakin dekat, sepertinya opsi banting harga kepada peminat untuk diakuisisi akan menjadi pilihan yang paling rasional bagi ketiganya. Namun, hingga kini belum ada rencana konkret yang diungkap ketiganya ke publik. Opsi kawin paksa pun mengemuka seperti halnya disampaikan regulator yang akan melakukan merger paksa.

Bank SBI Indonesia sendiri dikendalikan oleh State Bank of India (SBI) dengan kepemilikan saham 99,34% menjadi salah satu bank yang belum diketahui akan melakukan penambahan modal dengan skema apa.

Bank ini setidaknya masih harus menambah modal Rp 900 miliar di sisa tahun ini agar tak mendapat sanksi dari regulator.

Sedangkan untuk Bank Prima Master memiliki modal inti Rp 258 miliar per Juni 2022. Tahun lalu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut bahwa Bank Prima Master sedang dibidik oleh bank asing.


(tep/ayh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi