Breaking News: Rupiah Melesat 1% Lebih, Tembus Rp 15.400/US$!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Jumat, 02/12/2022 09:12 WIB
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah kembali menguat tajam melawan dolar Amerika Serikat (AS) di awal perdagangan Jumat (2/12/2022). Indeks dolar AS yang kembali merosot pasca pernyataan Jerome Powell selaku ketua The Fed (bank sentral AS) membuat rupiah melesat 2 hari beuruntun.

Begitu perdagangan dibuka, rupiah langsung melesat 1.03% ke Rp 15.400/US$, melansir data Refinitiv. Level tersebut merupakan yang terkuat sejak 11 November lalu.

Indeks dolar AS pada perdagangan Kamis merosot 1,15%, melanjutkan penurunan 0,8% hari sebelumnya.


"Masuk akal untuk memoderasi laju kenaikan suku bunga kami saat kami mendekati tingkat pengekangan yang cukup untuk menurunkan inflasi. Waktu untuk memoderasi laju kenaikan suku bunga mungkin akan datang segera setelah pertemuan Desember" kata Powell saat memberikan pidato di acara Brookings Institution sebagaimana dikutip CNBC International.

Pelaku pasar kini semakin yakin The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada 14 Desember (waktu AS) mendatang.

Pasar saat ini menanti rilis data tenaga kerja AS malam ini. Rilis tersebut akan menjadi salah satu data masukkan untuk Fed sebelum memutuskan kebijakan moneter selanjutnya pada 13-14 Desember 2022.

Konsensus analis Trading Economics memprediksikan angka pengangguran masih akan bertahan pada 3,7%, posisi yang sama pada bulan sebelumnya.

Sebagai informasi, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan angka pengangguran pada Oktober 2022 berada di 3,7%, naik dari bulan September 2022 di 3,5%.Level tersebut menyamai angka Agustus (3,7%) dan menjadi yang tertinggi sejak Februari 2022 (3,8%).

Angka pengangguran Oktober juga di atas ekspektasi pasar yang hanya memperkirakan 3,6%.

Sementara itu Bank of America (BofA) memperkirakan AS akan mengalami resesi di kuartal I-2023.

"Kabar buruknya di 2023, proses pengetatan moneter akan menunjukkan dampaknya ke ekonomi," kata ekonom Bank of America, Savita Subramanian, sebagaimana dilansir Business Insider, Rabu (30/11/2022).

BofA memprediksi produk domestik bruto (PDB) AS akan -0,4% pada periode Januari - Maret 2023.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS