Sentimen Pasar Pekan Depan

Banyak Sentimen 'Hot', Yuk Baca Sebelum Dagang Saham

Maesaroh, CNBC Indonesia
27 November 2022 17:00
Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Pada Kamis pekan depan (1/12/2022), Badan Pusat Statistik (BPS) juga akan merilis data inflasi untuk November 2022.

Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu IV November 2022, inflasi November diperkirakan mencapai 0,18% (month to month). Kondisi ini berbanding terbalik dengan deflasi 0,11% pada Oktober.

Komoditas utama penyumbang inflasi adalah telur ayam ras, tomat, daging ayam ras, air kemasan, emas perhiasan, rokok kretek filter, beras, hingga minyak goreng.

Laju inflasi November akan menjadi perhatian pelaku pasar karena akan menjadi pertimbangan BI dalam menentukan suku bunga pada Desember mendatang.

Secara year on year (yoy), inflasi pada Oktober 2022 mencapai 5,71% atau melandai dibandingkan September yang tercatat 5,95%.

BI dalam pertemuan Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan ini memperkirakan inflasi akan berada di kisaran 5,6% pada akhir tahun ini. Proyeksi tersebut jauh lebih rendah dibandingkan perkiraan awal yakni 6,3%. Bila inflasi melandai maka ada harapan BI akan mengerem kebijakan moneter agresifnya.

Pada hari yang sama yakni Kamis, S&P Global juga akan merilis kondisi manufaktur dalam bentuk laporan Purchasing Manufacturing Index (PMI).

PMI Indonesia melambat ke 51,8 pada November 2022 dari 53,7 pada Oktober. Menarik ditunggu apakah PMI akan kembali melambat pada November sebagai sinyal perlambatan penerimaan atau kembali melonjak.

S&P Global juga akan merilis data PMI untuk benua Asia. Indeks PMI China akan menjadi sorotan utama. Caixin China General Manufacturing PMI sudah berada di bawah 50 atau fase non-ekspansif selama tiga bulan beruntun dari Agustus- Oktober 2022.

Indeks dipekirakan masih akan melambat karena melonjaknya kasus Covid-19 di China pada bulan ini. Perlambatan manufaktur China akan menjadi alarm bagi negara-negara yang menggantungkan ekspornya ke China, seperti Indonesia dan Korea Selatan.

Di Amerika Serikat, PMI akan mengkonfirmasi perlambatan tajam dalam pertumbuhan aktivitas bisnis selama November. PMI AS menyusut ke 47,6 pada Oktober 2022. Indeks jatuh ke bawah 50 untuk pertama kalinya sejak awal pandemi 2020 lalu.

Selanjutnya dari kawasan euro, laporan inflasi akan dirilis Kamis pekan depan termasuk untuk Jerman, Prancis, Italia, dan Spanyol. Tingkat inflasi tahunan di kawasan Euro menjadi perhatian karena akan menentukan kebijakan moneter European Central Bank (ECB). Inflasi pada kawasan tersebut meningkat ke level tertingginya pada Okotber 2022 ke 10,6% (yoy).

 Terakhir, investor juga perlu memantau perkembangan data tenaga kerja di AS untuk November. AS akan merilis data tenaga kerja November pada Jumat pekan depan.

Tingkat pengangguran AS meningkat ke 3,7% pada Oktober 2022 dari 3,5% pada September. Jika data tenaga kerja AS memburuk maka ekspektasi pelonggaran kebijakan The Fed akan semakin meningkat.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(mae)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular