
Satu Lagi Perusahaan Tech Mau IPO, VENTENY... Layak Beli?

Sebanyak 64 juta UMKM memberikan kontribusi hingga 60,5% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, yang menjadi indikator pertumbuhan ekonomi. Sehingga pangsa pasar VENTENY bisa dikatakan sangat besar.
UMKM dianggap sebagai motor penggerak ekonomi Indonesia. Sayangnya perosalana modal kerap kali menghambat pengembangan UMKM. Kebutuhan modal yang sangat besar bagi UMKM menjadi peluang bagi VENTENY untuk menggarap segmen ini.
VENTENY akan semakin diuntungkan dengan program digitalisasi UMKM dari Pemerintah. Ini artinya selaras dengan VENTENY sebagai perusahaan teknologi.
KemennKopUKM mencatat berdasarkan data idEA hingga Oktober 2022 UMKM yang terhubung digital mencapai 20,5 juta. Jumlah ini sangat impresif jika dibandingkan target 30 juta UMKM yang terdigitalisasi hingga 2024.
Langkah awal sudah dilakukan VENTENY melalui anak perusahaannya, PT VENTENY Matahari Indonesia, bekerja sama dengan PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon).
Kerja sama ini berupa penyediaan fasilitas pinjaman Kredit Berjangka dari Danamon kepada VENTENY. Nantinya fasilitas pinjaman disalurkan untuk para mitra UMKM VENTENY melalui program Business Acceleration.
Founder & Group CEO VENTENY Jun Waide mengungkapkan, kerja sama ini terjalin berkat komitmen VENTENY dan Danamon untuk saling melengkapi ekosistem layanan dalam rangka menghadirkan solusi digital yang strategis bagi pengguna VENTENY.
B2B adalah pijakan awal VENTENY untuk kemudian berkembang dan memperluas bisnis ke layanan B2B2E. Memilih UMKM menjadi salah satu segmen pun tepat karena mampu menyerap 97% dari total tenaga kerja yang ada.
Layanan yang diberikan VENTENY kepada pekerja pun lengkap sehingga dapat membentuk ekosistem yang sama-sama menguntungkan antara kualitas pekerja dan meningkatkan produktivitas yang mempengaruhi kinerja positif bagi perusahaan.
![]() Layanan untuk Pekerja |
Salah satu layanan yang potensial adalah fasilitas layanan keuangan. Mengingat terdapat 97,74 juta orang dewasa di Indonesia alias 48% populasi dewasa dalam negeri masuk kategori unbanked atau belum menikmati layanan bank, menurut data Bank Dunia.
Platform non-bank bisa jadi alternatif untuk menikmati layanan keuangan seperti simpan-pinjam. Tentu saja bisnis B2B menjadi jalan bagi VENTENY untuk berakselerasi mengembangkan layanan untuk karyawan. VENTENY akan mendapatkan keuntungan dari kenaikan suku bunga bank acuan sebagai alternatif pendanaan.
Selain itu transaksi digital tampaknya sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia dalam belanja baik dengan tunai atau kredit dengan pay later.
Tak kalah penting, VENTENY mampu memenuhi 2 hal pokok dalam diri manusia khususnya dalam konteks pekerjaan yakni perlindungan kesehatan dan pengembangan kemampuan.
Kesehatan menjadi aset terpenting pekerja dalam menjaga produktivitasnya. Maka dari itu VENTENY menawarkan layanan kesehatan untuk menangani keluhan kesehatan pekerja dan asuransi sebagai perlindungan.
Kemudian edukasi yang yang menjadi investasi leher ke atas bagi perusahaan. Dampaknya adalah pengembangan bisnis untuk jangka panjang.
![]() Penggunaan uang elektronik |