The Fed Mulai Melunak, IHSG Kembali Pepet 7.100

Putra, CNBC Indonesia
Kamis, 24/11/2022 09:15 WIB
Foto: Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). IHSG ditutup menguat 0,33 persen atau 23,53 poin ke 7.054,12 pada akhir perdagangan, sebanyak 249 saham menguat, 255 saham melemah, dan 199 saham stagnan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penguatan pada perdagangan pagi ini, Kamis (24/11/2022).

IHSG dibuka di 7.054,16 dan lanjut naik 0,49% ke 7.088,43 pada 09.07 WIB. Sebanyak 218 saham menguat dan 114 saham melemah pada perdagangan pagi ini.

Tiga indeks utama Wall Street kompak ditutup di zona hijau pada perdagangan Rabu(23/11/2022) waktu New York, pasca risalah The Fed yang mengisyaratkankenaikan suku bunga yang lebih kecil dalam beberapa bulan mendatang karena inflasi mulai mereda.


Dow Jones Industrial Average naik 95,96 poin atau 0,28% menjadi 34.195,11. S&P 500 naik 0,59% menjadi ditutup pada 4.027,28 dan Nasdaq Composite meningkat 0,99% menjadi 11.285,32.

Risalah dari pertemuan November Fed mengisyaratkan bahwa bank sentral melihat kemajuan dalam perjuangannya melawan inflasi tinggi dan ingin memperlambat laju kenaikan suku bunga, yang berarti lebih kecil hingga akhir tahun ini hingga 2023.

"Sebagian besar pejabat menilai bahwa perlambatan laju kenaikan kemungkinan akan segera terjadi," bunyi risalah tersebut.

"Kelambatan dan besaran yang tidak pasti yang terkait dengan dampak tindakan kebijakan moneter pada aktivitas ekonomi dan inflasi adalah salah satu alasan yang dikutip mengenai mengapa penilaian semacam itu penting."

Sebelumnya pada bulan November, bank sentral menyetujui kenaikan 0,75 poin persentase keempat berturut-turut yang membawa suku bunga ke level tertinggi sejak 2008. Pasca risalah tersebut pelaku pasar langsung memperkirakan kenaikan akan terjadi sebesar 0,5 poin persentase pada 14 Desember mendatang.

"Apa yang benar-benar ditunjukkan adalah anda memiliki pasar yang gelisah tentang satu hal dan hanya satu hal, dan itu adalah Federal Reserve dan pemikiran mereka tentang kebijakan moneter," kata Art Hogan, kepala strategi pasar di B. Riley Financial dikutipCNBC International.

Di sisi lain, data klaim pengangguran datang lebih tinggi dari yang diharapkan yakni tercatat sebesar 240.000 untuk pekan yang berakhir 19 November di mana ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan 225.000.

Ini menandakan bahwa pasar tenaga kerja mungkin melemah. Namun, pada saat yang sama, pesanan barang tahan lama untuk bulan Oktober lebih kuat dari yang diperkirakan, sebesar 1%, lebih tinggi dari perkiraan 0,5%.

Sebagai informasi, pasar akan tutup pada hari Kamis untuk liburan Thanksgiving dan akan tutup lebih awal pada hari Jumat.


(trp/trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat