CNBC Indonesia Research

Resflasi 'Musuh Tak Kasat Mata' yang Lebih Seram dari Resesi

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
22 November 2022 13:40
1434746424
Foto: Getty Images/Christopher Furlong

Beberapa bank sentral utama dunia sudah mengindikasikan resesi akan terjadi. Bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) menjadi yang paling terang-terangan menyatakan akan mengalami resesi. Bahkan, resesi yang terpanjang dalam sejarah.

"Pertumbuhan ekonomi diproyeksikan akan terus merosot selama 2023 dan berlanjut hingga semester I-2024 akibat tingginya harga energi dan pengetatan kondisi finansial akan membebani belanja rumah tangga," kata BoE.

Tingkat pengangguran diprediksi akan naik dua kali lipat menjadi 6,5% selama dua tahun ke depan, saat perekonomian merosot.

Hal itu diungkapkan saat menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin menjadi 3% pada Kamis pekan lalu. Kenaikan tersebut menjadi yang terbesar dalam 33 tahun terakhir.

Meski akan mengalami resesi, tetapi BoE menegaskan masih akan terus menaikkan suku bunga.

BoE lebih memilih resesi ketimbang inflasi yang terus menerus tinggi. Sebab, dampaknya bisa sangat buruk dalam jangka panjang apalagi jika sampai "mendarah daging". Inflasi tinggi akan sulit diturunkan, daya beli masyarakat akan menurun, perekonomian negara akan "mati pelan-pelan"

Resesi juga sama buruknya, tetapi masih akan lebih baik ketimbang dengan inflasi tinggi yang mendarah daging.

Hal yang sama juga dilakukan bank sentral Kanada (Bank of Canada/BoC). Pada akhir Oktober lalu, BoC mengatakan perekonomiannya akan stagnan dalam 3 kuartal ke depan. Tetapi, masih akan tetap menaikkan suku bunga.

"Periode pengetatan moneter hampir selesai. Kita sudah dekat, tetapi belum sampai," kata Gubernur BoC, Tiff Macklem, dalam konferensi pers sebagaimana dilansirReuters, Rabu (26/10/2022).

Macklem mengatakan seberapa tinggi suku bunga akan tergantung dari dampak yang diberikan, seberapa besar kebijakan moneter mampu meredam demand, bagaimana masalah supply diselesaikan serta inflasi dan ekspektasi inflasi merespon kebijakan tersebut.

Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal dengan Federal Reserve (The Fed) mengakui sulit untuk menghindarkan perekonomian dari resesi atau soft landing.

"Apakah peluang soft landing semakin kecil? iya. Apakah itu masih mungkin terjadi? tentu saja," kata ketua The Fed Powell, saat mengerek suku bunga 75 basis poin menjadi 3,75% - 4% pada Kamis (3/11/2022).

Powell menambahkan untuk bisa menghindarkan perekonomian AS dari resesi di 2023 adalah pekerjaan yang sangat berat, sebab suku bunga masih perlu dinaikkan tinggi guna meredam inflasi.

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular