Ringgit Malaysia Melemah, CPO Malah Gak Kuat Nanjak!
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) melemah tipis di sesi awal perdagangan Selasa (22/11/2022), setelah sempat naik tipis pada perdagangan awal pekan ini.
Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan turun tipis 0,13% ke MYR 3.850/ton pada pukul 08:15 WIB.
Pada perdagangan awal pekan ini, Senin (21/11), minyak sawit berjangka Malaysia ditutup naik tipis 0,03% MYR 3.855/ton (US$ 841,75/ton) setelah mengalami tren penurunan pekan lalu dan menyentuh level terendah selama hampir sebulan.
Naiknya harga CPO tersebut ditopang oleh data ekspor CPO yang naik dan ringgit Malaysia yang melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Membuat CPO menjadi lebih menarik bagi pembeli yang menggunakan mata uang asing.
Surveyor Kargo Societe Generale de Surveillance melaporkan bahwa nilai ekspor CPO Malaysia peridoe 1-20 November 2022 naik 8,1% menjadi 943.030 ton dari 872.508 ton jika dibandingkan dengan periode yang sama bulan sebelumnya.
Hal serupa terjadi pada laporan oleh AmSpec Agri Malaysia yang mengumumkan nilai ekspor CPO Malaysia naik 9,6% pada periode 1-20 November 2022.
Ringgit Malaysia terpantau kembali melemah terhadap si greenback, tergelincir 0,7% setelah pemilihan umum yang menggantung karena belum ada satu partai politik yang melewati ambang batas di Parlemen.
Seperti yang diwartakan Reuters, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) memprediksikan bahwa Indonesia telah mengekspor sebanyak 3,18 juta ton produk minyak kelapa sawit pada September 2022, naik 10,3% secara tahunan. Namun, secara bulanan, angka tersebut masih turun.
Sedangkan, produksi minyak sawit dan inti sawit pada September 2022 mencapai 4,99 juta ton dan persediaan akhir mencapai 4,03 juta ton.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/aaf)