
Dari Terra Hancur Hingga FTX Bangkrut, Kripto Bakal Punah?

Banyak orang yang pada tahun lalu percaya bahwa kripto bakal menjadi aset investasi masa depan dan banyak juga yang memburunya. Namun kini justru sebaliknya, di mana banyak orang mulai tak percaya keamanan kripto dan prospek di masa depan.
Penganut 'anti' kripto banyak yang memprediksi bahwa masa depan kripto bakal suram. Apalagi, dengan adanya potensi resesi global yang terjadi pada tahun depan, semakin menguatkan penganut tersebut memprediksi bahwa kripto tidak dapat diselamatkan.
Salah satunya yakni Schiff, CEO dari Euro Pacific Capital, yang menyebut kripto akan punah. Bahkan, kini kripto bukan lagi menghadapi crypto winter atau musim dingin kripto.
"Ini bukan crypto winter, juga bukan jaman es. Ini adalah kepunahan kripto," kata Schiff dalam kicauannya di Twitter, sebagaimana dikutip Yahoo Finance.
Namun, bagi pendukung kripto, krisis yang terjadi saat ini hanya bersifat sementara dan di masa depan bakal kembali bangkit.
Salah satu pendukung kripto yakni Robert Kiyosaki, penulis buku "Rich Dad, Poor Dad". Meski dia menjadi salah satu pendukung kripto, tetapi dia juga memprediksi bahwa Bitcoin dapat menembus level psikologis US$ 10.000. Namun, tidak diketahui kapan Bitcoin dapat menyentuh level tersebut.
Dalam curiannya di Twitter, Kiyosaki mengaku dirinya tidak menanti pembalikan arah Bitcoin berdasarkan kapitalisasi pasar karena dia merupakan investor Bitcoin jangka panjang daripada seorang trader.
Kiyosaki optimis titik terendah baru akan datang untuk Bitcoin dan bisa mencapai posisi US$ 10.000. Dia mengatakan jika itu terjadi, dia akan bersemangat tentang hal itu daripada gugup.
Sebelumnya, Kiyosaki mengatakan dia bullish pada Bitcoin karena dana pensiun yang disponsori negara mulai berinvestasi di Bitcoin.
"Mengapa membeli emas, perak, Bitcoin? Pivot Bank of England berarti membeli lebih banyak GSBC. Ketika dana pensiun hampir ambruk, Bank Sentral tidak dapat memperbaikinya...INFLASI. Pensiun selalu berinvestasi di G&S (emas dan perak). Dana pensiun sekarang berinvestasi di Bitcoin. Mereka tahu Fake $, saham & obligasi adalah roti panggang," katanya dalam tweet.
Selama wawancara pada Mei lalu, Kiyosaki mengatakan bahwa kenaikan inflasi, kekurangan jaminan sosial, dan pendanaan perawatan kesehatan adalah faktor utama yang mempengaruhi perekonomian.
Terlepas dari perbedaan pendapat terkait punahnya kripto, namun dari sisi transaksi, sejatinya pasar kripto masih cukup baik kali ini.
Pada Sabtu lalu, data dari pelacak arus investor ritel, Vanda Research menunjukkan bahwa arus masuk ke saham terkait kripto dan ETF dalam lima hari setelah keruntuhan FTX mencapai US$ 27 juta, atau rata-rata harian US$ 5,4 juta. Angka itu turun dari rata-rata harian tahun ini sebesar US$ 14,4 juta.
Yang lebih luar biasa, karena Bitcoin telah anjlok 75% dari level tertinggi sepanjang masa pada November tahun lalu, Vanda mengatakan investor ritel menggelontorkan US$ 3,7 miliar ke dalam aset dan dana terkait kripto.
Banyak yang mengatakan cryptocurrency adalah masa depan uang, memberdayakan individu, menawarkan kebebasan finansial dan pembebasan dari kontrol pemerintah dan bank sentral. Teknologi mutakhir juga memungkinkan pembayaran yang cepat dan aman.
Gelembung (bubble) yang meningkat pasca-pandemi, bagaimanapun, adalah hasil dari sesuatu yang lain yakni kegilaan spekulatif klasik, 'FOMO' (takut ketinggalan) yang berkembang dengan sendirinya saat harga melonjak.
Jutaan orang memasukkan miliaran dolar ke dalam pasar yang telah lama dikritik karena FOMO, kurangnya pengawasan, dan sifatnya yang sangat spekulatif dengan harapan cepat kaya.
Akan tetapi baru-baru ini pasar kripto telah terguncang. Anthony Scaramucci, pendiri Skybridge Capital, perusahaan tempat FTX baru-baru ini membeli 30% sahamnya, mengatakan industri ini akan bertahan dan berkembang, tetapi minggu lalu mungkin merupakan masa terberat dalam kariernya.
Sehingga tampaknya meskipun ada aliran dana masuk, masih belum mampu melawan pesimisme investor yang akhirnya membawa kabur dana dari kripto. Apalagi di tengah keadaan ekonomi global yang tidak stabil.
Lalu bagaimana kripto di masa depan? Akankah memang menjadi aset masa depan atau justru punah? Kita liat saja nanti.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)[Gambas:Video CNBC]
