
Dari Terra Hancur Hingga FTX Bangkrut, Kripto Bakal Punah?

Setelah sekitar satu bulan akibat kejatuhan Terra, mulai banyak perusahaan kripto yang terdampak dari kejatuhan tersebut, di mana kebanyakan mengalami krisis likuiditas akibat banyak yang tidak memenuhi kewajibannya.
Apalagi, banyak perusahaan kripto yang memiliki eksposur Terra, sehingga hal ini dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan kripto.
'Pasien' pertama dari korban Terra yakni Celsius Networks, sebuah perusahaan peminjaman kripto asal Amerika Serikat (AS).
Pada 13 Juni lalu, Celsius mengumumkan bahwa mereka menangguhkan semua penarikan pada platform pinjamannya, dengan alasan kondisi pasar ekstrem dan kebutuhan untuk menstabilkan likuiditas.
Beberapa jam setelah pengumuman tersebut, token asli (native) Celsius (CEL) anjlok 70% dalam satu jam perdagangan.
Tepat satu bulan kemudian, yakni pada 13 Juli 2022, Celsius Network mengajukan pailit atau kebangkrutan berdasarkan Chapter 11 ke pengadilan di Distrik Selatan New York.
Celcius menyatakan keputusan ini demi kepentingan komunitas yang merupakan prioritasnya dan akan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memenuhi kewajibannya terhadap nasabah.
Celcius berada dalam bawah tekanan yang hebat setelah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) secara agresif menaikkan suku bunga yang membuat sentimen risiko menjadi negatif. Selain itu, krisis Celsius juga disebabkan karena efek dari kejatuhan Terra.
Meski menjadi korban pertama dari kejatuhan Terra, tetapi Celsius menjadi perusahaan kesekian yang mengajukan kebangkrutan Chapter 11. Adapun perusahaan pertama yang mengajukan kebangkrutan Chapter 11 yakni Three Arrows Capital (3AC).
3AC merupakan perusahaan lindung nilai (hedge fund) kripto yang bermarkas di Singapura. 3AC didirikan pada tahun 2012 oleh Su Zhu dan Kyle Davies.
Perusahaan juga menawarkan investasi seperti ekuitas, dana platform, keuangan terdesentralisasi (desentralized finance/DeFi), base layer, dan lain-lainnya.
Perusahaan telah menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa sejak awal beroperasi dengan rencana jangka panjang yang ambisius untuk menumbuhkan alfa dalam kompetensi inti perusahaan. Adapun dalam pernyataan publik terakhirnya, nilai aset bersih 3AC mencapai US$ 18 miliar.
Namun, kejatuhan Terra dan krisis kripto membuat 3AC terpaksa untuk berakhir cepat. 3AC mulai mengalami masalah pendanaan, di mana pihaknya tidak dapat memenuhi kewajibannya yakni membayar utang kepada krediturnya.
Bahkan, 3AC sempat dinyatakan default atau gagal bayar oleh krediturnya yakni Voyager Digital, yang juga telah dinyatakan pailit.
Three Arrows Capital gagal memenuhi kewajiban pinjamannya senilai lebih dari US$ 670 juta atau sekitar Rp 9,93 triliun (asumsi kurs Rp 14.825/US$) kepada Voyager.
Adapun kewajiban tersebut yakni sebesar US$ 350 juta (Rp 5,19 triliun) dalam bentuk stablecoin USD Coin (USDC) dan sebanyak 15.250 Bitcoin yang dipatok dolar AS dengan nilainya sekitar US$ 323 juta (Rp 4,79 triliun).
Karena 3AC tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada Voyager, pada akhirnya Voyager pun menjadi perusahaan kripto pertama yang mengajukan kebangkrutan Chapter 11 di New York, AS, tepatnya pada 6 Juli lalu, atau sepekan sebelum Celsius mengajukan hal yang sama.
Sekitar 4 bulan kemudian, bursa kripto FTX mendapat giliran menjadi korban krisis kripto dan tentunya kejatuhan Terra, meski dari krisis Terra berdampak secara tidak langsung.
Pada 12 November lalu, FTX pun mengajukan kebangkrutan Chapter 11, setelah perusahaan dan afiliasinya kesulitan untuk memenuhi kewajibannya.
Dalam 23 halaman pengajuan kepailitan yang diperoleh CNBC International, FTX menunjukkan memiliki lebih dari 100 ribu kreditur, aset dalam kisaran US$ 10 miliar - 50 miliar, serta kewajiban dalam kisaran US$ 10 miliar - 50 miliar.
Krisis FTX juga bukanlah tanpa sebab, kejatuhan native token FTX, yakni FTX Token (FTT) menjadi salah satu pemicunya, di mana kejatuhan FTT juga diakibatkan oleh adanya penarikan besar-besaran atau bankrun.
Bahkan, krisis FTX layaknya menjadi seperti 3AC dan Celsius, di mana perusahaan afiliasi FTX mulai terdampak. Adapun perusahaan tersebut yakni BlockFi, Genesis, dan Gemini.
(chd/chd)