Australia Diterjang La Nina, Harga Batu Bara Sepekan Naik 10%

Maesaroh, CNBC Indonesia
Jumat, 18/11/2022 07:15 WIB
Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara kembali menggeliat. Pada perdagangan Kamis (17/11/2022), harga batu bara kontrak Desember di pasar ICE Newcastle tercatat US$ 320 per ton. Harganya naik 1,23%.

Penguatan kemarin membalikkan kinerja negatif batu bara yang melemah pada hari sebelumnya. Dalam sepekan, harga batu bara masih menguat 10,6% secara point to point. Harga pasir hitam ambles 18,5% sebulan tetapi masih melesat 110,5% setahun.



Dilansir dari Montel News, kembali menggeliatnya harga batu bara naik ditopang oleh pergerakan harga di kawasan Asia Pasifik. Harga pasir hitam di kawasan tersebut naik karena adanya gangguan ekspor di Australia.

Meningkatnya harga batu bara kemarin juga bersebrangan dengan harga gas. Harga gas alam EU Dutch TTF (EUR) ambruk 1,2% sehari pada perdagangan kemarin ke 112,6 euro per megawatt-jam (MWh).

Pergerakan harga yang bertolak belakang ini jarang terjadi. Pasalnya, harga batu bara hampir selalu mengekor harga gas setelah ada gangguan persoalan gas sejak Juni 2022. 

"Benchmark harga batu bara meningkat secara marginal sepekan terakhir karena adanya kekhawatiran gangguan pasokan di Australia," tutur sejumlah trader, dikutip dari Montel News.

 

Dilansir dari Argus Media, fenomena La Nina masih sangat terasa. Kondisi ini membuat produsen Australia akan kesulitan memenuhi permintaan untuk musim semi dan panas tahun depan.

La Nina membuat cuaca lebih hangat dan lebih lembab. Fenomena La Nina meningkatkan curah hujan sehingga akan terjadi hujan pada musim kemarau sehingga musim panas akan basah. Kondisi ini membuat cuaca lebih basah sehingga mengganggu proses penambangan.

La Nina membuat Australia berkali-kali diterpa banjir pada musim ini, mulai dari Maret, Juli, dan Oktober.

Produsen besar Australia, termasuk raksasa Whitehaven, sudah memangkas target produksi batu bara tahun ini karena gangguan banjir dan derasnya hujan.

Gangguan cuaca juga sudah berkali-kali membuat produksi batu bara Australia terganggu dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu yang terbesar adalah pada 2020/2021. Banjir pada periode tersebut memaksa 40 dari 50 tambang di Queensland terdampak. Kerugian mencapai A$ 2 miliar.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(mae/mae)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Jurus Emiten Batu Bara Amankan Ekspor Saat Harga Mendingin