Breaking News: Harga Gas Alam Anjlok 8%, Batu Bara 4%

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara tumbang setelah terbang tiga hari. Pada perdagangan Rabu (16/11/2022), harga batu bara kontrak Desember di pasar ICE Newcastle tercatat US$ 316,10 per ton. Harganya terperosok 4,2%.
Pelemahan kemarin memutus tren positif kinerja batu bara yang menguat pada Jumat pekan lalu hingga Selasa pekan ini. Dalam tiga hari tersebut, harga batu bara terbang 14%.
Dalam sepekan, harga batu bara masih menguat 5,3% secara point to point. Harga pasir hitam ambles 19,5% sebulan tetapi masih melesat 109% setahun.
Kembali melandainya harga batu bara, terutama dipicu oleh ambruknya harga gas alam Eropa. Pasokan yang memadai serta kesepakatan batu bara untuk mengurangi produksi listrik batu bara juga menghambat kenaikan harga batu bara.
Harga gas alam EU Dutch TTF (EUR) ambruk 8,2% sehari pada perdagangan kemarin ke 113,9 euro per megawatt-jam (MWh). Harga gas melandai setelah adanya peningkatan pengiriman gas dari Amerika Serikat (AS) serta rencana pembatasan harga gas Eropa.
Harga gas sempat melonjak dalam dua hari terakhir karena terganggunya pengiriman gas alam cari (LNG) Norwegia ke Eropa. Dua fasilitas gas milik Norwegia di Asgard berhenti beroperasi setelah mengalami kebakaran pada Minggu (13/11/2022).
Sementara itu, dilansir dari Reuters, Komisi Eropa berencana mengajukan proposal pembatasan gas alam setelah 24 November mendatang. Rencana pembatasan harga gas yang sudah lama menjadi perdebatan diharapkan segera menemui titik temu.
"Saya pikir pembatasan harga akan membuat market sedikit tenang dan menghilangkan risiko akan tidak adanya pengiriman. Kami akan mengajukan proposal resmi begitu menteri-menteri memberi mandate," tutur komisi energi Uni Eropa Kadri Simson, dikutip dari Reuters.
Pasokan batu bara yang memadai juga membuat harga batu bara melandai. Dilansir dariMontel News,data DBX menunjukkan pasokan batu bara akan meningkat menjadi 83 juta ton pada November 2022 atau naik 6,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Perbaikan pasokan salah satunya datang dari China sejalan dengan pelonggaran kebijakan Covid-19 di sejumlah wilayah. Produksi batu bara China turun menjadi 370,09 juta ton pada Oktober 2022, level terendah sejak Mei 2022. Penurunan disebabkan oleh kebijakan ketat Covid Beijing.
Kesepakatan banyak negara untuk mengurangi penggunaan batu bara di pembangkit listrik juga ikut menekan harga batu bara.
Dua event terbesar bulan ini yakni COP26 dan G20 sama-sama menggarisbawahi pentingnya pengurangan emisi gas rumah kaca. Sejumlah bantuan juga diberikan demi menurunkan emisi termasuk mengurangi produksi listrik batu bara.
Indonesia, misalnya, mendapatkan komitmen pendanaan hingga US$ 20 miliar atau sekitar Rp 311 triliun (asumsi kurs Rp 15.564 per US$) dari negara-negara maju tergabung dalam G7, termasuk dari Amerika Serikat, untuk transisi energi.
Penggunaan dana tersebut salah satunya adalah untuk mempercepat pemensiunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Berkat China dan Korea, Harga Batu Bara 'Mengangkasa'
(mae/mae)