Sempat 'Mati Suri', Harga Batu Bara Kini Meroket 14%

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara terus melonjak sejalan dengan kenaikan harga gas. Pada perdagangan Selasa (15/11/2022), harga batu bara kontrak Desember di pasar ICE Newcastle tercatat US$ 330 per ton. Harganya melonjak 6,8%.
Harga tersebut adalah yang tertinggi sejak 7 November 2022 atau sepekan terakhir. Penguatan harga tersebut juga memperpanjang tren positif harga batu bara yang sudah naik sejak Jumat pekan lalu.
Kembali menggeliatnya batu bara dalam dua hari terakhir di luar proyeksi banyak pihak. Pasalnya, harga pasir hitam sudah merosot sejak pertengahan Oktober 2022. Harga batu bara terlempar dari level psikologis US$ 400 per ton sejak 13 Oktober 2022.
Pada awal November 2022, harga batu bara bahkan mati suri dan tidak punya tenaga untuk bangkit. Harga batu bara melemah dalam enam hari perdagangan beruntun pada 3-10 November 2022. Harganya ambruk 20,2% selama enam hari pelemahan tersebut.
Namun, harga pasir hitam bangkit pada Jumat pekan lalu hingga Selasa pekan ini. Dalam tiga hari perdagangan, harga batu bara melonjak 14%.
Kembali bangkitnya harga batu bara ditopang harga gas alam Eropa yang meningkat tajam. Harga gas terus melonjak karena ada kekhawatiran soal pasokan menjelang musim dingin. Batu bara adalah sumber energi alternatif bagi gas sehingga harganya berjalan beriringan.
Lonjakan harga gas bahkan mampu menghapus banyaknya sentimen negatif terhadap batu bara mulai dari melambatnya perekonomian China hingga kesepakatan banyak negara untuk meningkatkan porsi energi hijau dan menyingkirkan batu bara.
Harga gas alam EU Dutch TTF (EUR) melonjak 9,2% sehari pada perdagangan kemarin ke 124,10 euro per megawatt-jam (MWh). Harga gas juga melesat 5,04% sepekan.
Kenaikan harga gas juga dipicu oleh terganggunya pengiriman gas alam cari (LNG) Norwegia ke Eropa. Dua fasilitas gas milik Norwegia di Asgard berhenti beroperasi setelah mengalami kebakaran pada Minggu (13/11/2022).
Fasilitas tersebut diperkirakan baru bisa beroperasi paling cepat pada 19 November mendatang.
Pengiriman LNG dari Amerika Serikat (AS) juga terganggu setelah produsen LNG Freeport menunda operasi kilang mereka di Texas. Kilang tersebut berhenti operasi sejak Juni 2022 terjadi ledakan.
AS merupakan pemasok terbesar LNG di dunia, di mana kontribusinya mencapai sekitar 20% dari global. Persoalan kilang Freeport kembali memunculkan kekhawatiran pasokan gas di Eropa sehingga harga gas pun naik.
Lembaga prakiraan cuaca Maxar Technologies LLC memperkirakan suhu Eropa akan terjun bebas pada pekan ini. Suhu di Berlin, Jerman, bahkan diperkirakan berada di bawah 0 derajat Celcius.
NatGas Weather.com juga melaporkan jika suhu di AS akan jauh lebih dingin hingga 20 November. Di beberapa wilayah bahkan bisa mencapai minus. Kondisi ini akan membuat permintaan gas alam di AS akan naik sehingga ikut mengerek harga gas alam dunia.
Pasokan gas di Eropa memang sudah mencapai 95% dari kapasitas tetapi jika suhu udara jatuh maka penggunaan pemanas dan gas akan melonjak sehingga pasokan bisa menipis.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Ambruk! Harga Batu Bara Turun Nyaris 3% ke Bawah US$ 400/Ton
(mae/mae)