Surplus Neraca Perdagangan Lanjut, Kok Rupiah Melemah?

Market - Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
15 November 2022 12:16
penukaran uang, rupiah Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar kembali terpuruk di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) hingga pada pertengahan perdagangan Selasa (15/11/2022), rilis data neraca perdagangan belum mampu mendorong performa rupiah.

Mengacu pada data Refinitiv, Mata Uang Garuda melemah pada pembukaan perdagangan sebesar 0,03% ke Rp 15.520/US$. Sayangnya, rupiah terkoreksi lebih tajam menjadi 0,32% ke Rp 15.565/US$ pada pukul 11:00 WIB.

Wajar saja, rupiah terkoreksi karena indeks dolar AS bergerak menguat sebesar 0,26% ke posisi 106,93.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis neraca perdagangan Indonesia yang kembali mencetak surplus pada Oktober 2022 mencapai US$ 5,67 miliar. Ekspor Indonesia pada Oktober 2022 tumbuh 12,30% (year-on-year/yoy) menjadi US$ 24,81 miliar. Dibandingkan bulan sebelumnya ada kenaikan sebesar 0,13%. Sementara impor mencapai US$ 19,14 miliar. Tumbuh 17,44% (year on year/yoy), namun kontraksi 3,40% dibandingkan bulan sebelumnya.

"Impor Indonesia pada Oktober 2022 mencapai US$ 19,14miliar," ungkap Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa (Disjas) BPS, Setianto dalam konferensi pers, Selasa (15/11/2022).

Selain itu, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia terus mengalami penurunan. Pada akhir September 2022, ULN tercatat sebesar 394,6 miliar dolar AS. Lebih rendah dibandingkan Agustus yang tercatat US$ 397,4 miliar atau akhir kuartal II-2022 yang sebesar 403,6 miliar dolar AS.

"Perkembangan tersebut disebabkan oleh penurunan ULN sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) maupun sektor swasta," tulis Bank Indonesia (BI) dalam siaran pers, Selasa (15/11/2022).

Secara tahunan, posisi ULN triwulan III 2022 mengalami kontraksi sebesar 7,0% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada triwulan sebelumnya yang sebesar 2,9% (yoy).

Pada malam ini, investor global juga akan disajikan rilis Indeks Harga Produsen (IHP) AS per Oktober 2022 yang dijadwalkan akan diumumkan pada pukul 20:30 WIB. IHP kerap menjadi salah satu rilis data ekonomi yang dinantikan oleh investor global.

Hal tersebut karena bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan menggunakan data IHP sebagai masukan sebelum memutuskan mengambil kebijakan moneter selanjutnya.

Konsensus analis Trading Economics, memprediksikan IHP AS per Oktober 2022 akan melandai dari 8,5% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi 8,3%. Sedangkan, IHP diproyeksikan akan naik 0,5% secara bulanan (month-to-month/mtm) dari 0,4% pada periode sebelumnya.

Di tengah menguatnya dolar AS di pasar spot, juga menekan laju mayoritas mata uang di Asia. Dolar Taiwan dan yen Jepang terkoreksi paling tajam yang masing-masing sebesar 0,55% dan 0,37% di hadapan dolar AS.

Sementara, hanya yuan China, ringgit Malaysia, dan dolar Hong Kong yang sukses menguat masing-masing sebesar 0,4%, 0,12%, dan 0,01% terhadap si greenback.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Dolar AS Kian Ganas, Rupiah Kian Tertindas


(aaf/aaf)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading